Senin, 19 September 2011
ABAD 18 M., DI MASA KESEWENANG-WENANGAN DAENDELS DAN LETUSAN BESAR GUNUNG KRAKATAU.
Di abad 18 m., sejak Napoleon merebut kekuasaan di Perancis, kemudian terdapat karikatur Liberty- Honore Daumier menggambarkan visual anatomi perempuan sintal bule di bawah todongan bayonet serdadu. Sedangkan Eugene Lacroix melukiskan figur Liberty perempuan sintal bule yang mengibarkan panji kemerdekaan dan menyingkapkan dadanya.
Napoleon yang berasal dari perwira militer mengangkat dirinya sebagai Kaisar Perancis. Kaisar Napoleon mengerahkan pasukan Perancis untuk menguasai Mesir, Tunisia, Afrika, hingga sebagian Eropa termasuk Jerman dan Belanda.
Pasukan Napoleon setelah melalui peperangan sengit hingga berjatuhan korban dari pasukan Perancis dan pasukan Sultan Mamluk penguasa Mesir, berhasil menguasai Mesir.
Penguasan pasukan Napoleon adalah akhir dari kasultanan Syarif Mamluk yang Sultan-sultannya adalah adiknya Ki Nuruddin Syarif Hidayatuloh, dinasti Syekh Syarif Nurulloh, berarti juga kerabat adik sepupunya saidin Surosowan Banten dan saidin Cirebon.
Akhir penguasaan dinasti Syarif di Mesir akibat Perancis, juga mempengaruhi sikap Banten dan Cirebon yang jadi ikut kehilangan bagian hak privilisasi asal-usul istimewa kedaerahannya di Afrika.
Karena Perancis menguasai Belanda, membuat Raja Belanda melarikan diri berlindung pada sepupunya Raja Inggeris.
Penguasaan Perancis di Belanda turut mempengaruhi iklim pemerintahan Kolonial di Hindia Belanda ( Indonesia kini ). Hingga Belanda pun menempatkan pejabat tinggi, Konsul dan perwira militer di Jawa.
Salah satu konsul berkebangsaan Indo Perancis-Belanda di tempatkan di Cirebon. Di mana terdapat peristiwa menarik, puteri Konsul yang cantik, Nona Delamour memadu kasih dengan Pangeran putera mahkota Cirebon. ( Pangeran Cirebon Sulaeman Sulendraningrat : Sejarah Cirebon ).
Nona Delamour ketahuan hamil di kumpulkan dengan Pangeran Cirebon untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Nona Delamour di nikahkan dengan Pangeran Cirebon. Nona Delamour di pindah tinggal di keraton kasultanan Cirebon.
Di keraton Cirebon, ulah Nona Delamour justru mengganggu para bangsawan penghuni keraton Cirebon. Nona Delamour suka berdansa ala barat, yang kebiasaanya tidak cocok di terima di kalangan bangsawan Cirebon waktu itu.
Di abad 18 masehi, justru tanda kemalangan menimpa kasultanan Banten, masa Sultan Rafiuddin, ketika Daendels di angkat menjadi Gubernur Jenderal di Batavia.
Daendels kerap mengirimkan kapiten Dupuy dan regunya ke kasultanan Surosowan Banten untuk meminta tambahan orang dari Banten untuk di jadikan pekerja proyek Daendels untuk pembangunan jalan raya penghubung jalur Anyer-Panarukan. Di samping itu, Kapiten Du Puy juga di kirim untuk memeras pajak dari Kasultanan Surosowan Banten. ( sumber internet ).
Karena seringnya kedatangan utusan Daendels, Kapiten Du Puy dan regunya membuat Banten jadi semakin berkurang penduduknya hingga tinggal 40.000 keluarga.
Apalagi dalam proses pembangunan Daendels, banyak rakyat Jawa menjadi korban bekerja terlalu berat, ada yang di cambuk, hingga banyak korban mati di antaranya.( Pramoedya Ananta Toer ). Salah satu kerabat dari Yogya pernah berkata, " ... jalan aspal buatan Daendels kuat.Buatan Belanda dan para pekerja Jawa dulu...awet sampai sekarang, sudah lama tapi tidak rusak." Lagipula jalan tersebut di bangun atas pengorbanan rakyat dan harta Jawa yang besar.
Bandingkan seperti jalan aspal di jalan Kalimalang atau di Jl. Pemuda, misalkan. Atau pada keluhan-keluhan warga yang mendapati jalan-jalan aspal yang sudah bolong buatan pemerintah, padahal di banding jaman Daendels sejak abad 18 m.,,,,seakan menyindir, kehebatan produk jaman dulu adalah keawetannya untuk di gunakan sepanjang masa.
Lama kelamaan hal itu membuat penduduk Banten kesal. Mangkubumi Banten yang menyambut kedatangan Kapiten Du Puy, langsung menebaskan goloknya hingga langsung melayang kepalanya Kapiten Du Puy jatuh ke tanah di depan regu serdadu Daendels yang tak berkutik.
Daendels yang murka melihat kepulangan regu utusannya membawa jenazah Kapitennya dengan kepala terpisah, langsung memerintahkan pasukan kompeni untuk menggempur istana Surosowan.
Di tengah jalan, Letnan Du Puy dan regu pasukannya yang terdiri dari orang-orang Perancis mengetahui jebakan Daendels mengirim saudaranya ke istana Surosowan, sebagai bagian dari konspirasi pembalasan dendam Belanda pada Perancis yang menduduki negaranya.
Letnan Du Puy dan regu pasukan Perancis pun mencoba menghalangi tujuan pasukan Daendels menggempur istana Surosowan di tengah jalan. ( sumber perpustakaan LIPI ).
Tapi orang Belanda lebih tahu situasi medan di Jawa ketimbang orang Perancis.Pasukan Letnan Du Puy yang kalah jumlah habis di berondong pasukan Daendels.
Pasukan Daendels melanjutkan misinya menggempur istana Surosowan. Setelah melalui pertempuran sengit, pasukan Daendels menduduki istana Surosowan.
Mangkubhumi Banten di tangkap kemudian di gantung di tiang bendera halaman istana Surosowan. Sultan Mokhammad Rafiuddin di tangkap dan di buang ke penjara di Surabaya.
Daendels kemudian duduk di singgasana Surosowan, sambil mengatakan," sayalah Sultan." Kemudian Daendels dan pasukannya menghancurkan istana kasultanan Surosowan Banten.
Beberapa waktu kemudian Napoleon di kalahkan oleh pasukan koalisi Inggeris. Napoleon kemudian di buang ke penjara di Siberia.
Sejak itu Inggeris secara absolut menjadi penguasa tunggal dunia. Kongsi dagang Belanda, VOC jadi bergabung dengan EIC, kongsi dagang Inggeris.
Inggeris menyebarkan armada dan kongsi dagangnya ke segenap penjuru bumi yang tadinya di kuasai Belanda, seperti di India, hingga Indonesia. Dan pelayaran Inggeris pula penemu Australia.
Kapal Belanda yang dulunya sempat melayari hingga Selandia Baru, di serang orang Inggeris jika melintasi Australia. Tapi bangsa penemu pertama dan asal pribumi Indonesia dan Australia ( Asia Tenggara ) sebenarnya ialah bangsa Austronesia yang berasal dari suku bangsa Afrika bukan bangsa Eropa.
Jas Merah kata Soekarno, "Jangan sekali-kali melupakan sejarah."
Inggeris mengirimkan Sir Thomas Stamford Raffles ke Asia Tenggara yang tiba pertama kalinya mendarat di Banten.
Dalam koleksi Museum Inggeris mengenai Nusantara, terdapat artefak peta buatan Inggeris yang menggambarkan peta Indonesia dan menuliskan straits of Prince One di selat Sunda kini menuju pelabuhan Banten, tanda jalur pelayaran Raffles tiba di Banten pertama kalinya melalui selat Pangeran Surosowan ( Pangeran Utama/Suro ).
Daendels menyerahkan tampuk kepemimpinan Gubernur Jenderal Hindia pada Raffles. Menandai sejak itu terjadi pemindahan kekuasaan Hindia (Indonesia) dari penguasaan Belanda ke Inggeris. Ada sumber yang mengatakan bahwa dari orang Inggeris, Wallace di dapat temuan sebutan Indonesia.
Di masa penjajahan Belanda, Belanda kebanyakan menjarah hasil rempah-rempah di Indonesia. Belanda lebih banyak menggunakan perdagangan rempah-rempah ( hasil agrikultur ) dari Indonesia untuk di perdagangkan di jalur internasional. Bahkan dari politik dagang rempah-rempah Belanda dari Indonesia, Belanda sampai mampu membangun negaranya yang semula miskin ketika di jajah Spanyol, hingga termasuk menjadi jajaran negara kaya Eropa, dan membangun negaranya dari permukaan laut. Orang Belanda juga pandai dalam soal sains, seperti temuannya pada cat minyak dan pernis sebagai pengawet benda, kapal-kapal hingga penciptaan kapal selam pertama, di buat oleh orang Belanda. Orang Belanda juga termasuk penemu kapal uap dan kapal mesin, rival utamanya adalah Inggeris.
Belanda termasuk pencipta mobil hibrid pertama sewaktu bekerjasama dengan Jepang membuat mobil Mazda van Trends.
Dari temuan penciptaan meriam Jagur yang di ciptakan oleh gabungan orang Belanda, Jawa, dan Cina, menandakan pula kehebatan orang Belanda pada pembuatan artileri yang bekerjasama dengan orang Jawa. Tanpa kerjasama erat dengan orang Jawa, Belanda kurang berkembang.
Tapi walau Belanda menjarah dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia, kasultanan Surosowan Banten tetap dapat menyelamatkan simpanan harta berharga emas dan tambang emasnya dari penjarahan penjajah Belanda.
Di Jawa Tengah, Dipati Semarang, keturunan hadiningrat Surakarta, Suramenggala melakukan aksi menjilat nekolim, mengirimkan surat penyambutan kedatangan Raffles. Walau dalam suratnya menggambarkan wayang beber bergambar Prabhu Astinapura Watugunung turunan Pandawa sehabis berperang dengan Batara Suralaya. Di gambarkan Prabhu Watugunung bertangan empat berupa Berahala ( raksasa yang dapat berubah wujud dan bertangan empat ) dalam posisi menilai situasi. Prabhu Watugunung menyerang negara Suralaya karena di anggap menjajah bangsa negerinya. Prabhu Watugunung dan bala pasukannya tewas terbunuh, istana kerajaannya di hancurkan Suralaya. Prabhu Watugunung di jadikan batu ( atau sinonim di penjara ). Tapi sejak itu pulau Jawa gunjang-ganjing, gunung-gunung meletus, gempa bumi terus-menerus mengguncang,
Bertepatan dengan terjadinya letusan gunung Krakatau yang dahsyat juga di abad 18m. Dan gunung-gunung lainnya catatan sejarah Belanda.
Tapi keturunannya tetap ada di pelihara punakawan Semar, Cepot, Dawala, dan Bagong. Keturunannya adalah Raden Sindula yang kemudian mendirikan kerajaan besar baru di Jawa di ceritakan di lakon mawayang Manik Maya ( sambungan Mahabharata versi buatan empu Tanto Panggelaran masa Mojopahit abad 13 m).
Sejak masa pertumbuhannya Raden Sindula,
Sir Thomas Stamford Raffles mendapat pemberitahuan dari Daendels untuk menghukum pergerakan orang-orang Cirebon yang melakukan pemberontakan seusai peristiwa di turunkannya Sultan Surosowan, Rafiuddin dan pemenggalan mangkubuminya di Banten.
Pergerakan orang-orang Cirebon tersebut di beritakan menghadang dan membunuhi beberapa pasukan marsose kolonial Belanda di Cirebon. Daendels mengatakan prajuritnya kewalahan menghadapi orang-orang Cirebon, apalagi di saat pengalihan kekuasaan pada Ingggeris, ia merasa otoritas Inggeris perlu menindaklanjuti.
Sejarawan Belanda mengakui bahwa ketika masa pemerintahan Hindia Belanda, Belanda banyak mendapatkan gangguan, kerugian harta benda dan jatuh korban dari orang Belanda karena juga banyak mendapatkan pemberontakan daerah di mana-mana di Indonesia. Tapi Belanda juga sangat mencintai Indonesia, hingga banyak nama-nama jalan di negara Belanda adalah nama-nama daerah di Indonesia. Bahkan banyak keturunan Indonesia modern adalah juga peranakan Belanda atau warga kebangsaan Belanda ternyata juga peranakan Indonesia. Hubungan Indonesia dan Belanda seperti bertentangan dan bercinta.
Raffles mengerahkan pasukannya ke Cirebon untuk memadamkan pemberontakan orang-orang Cirebon. Tapi Raffles memakai cara yang lebih baik, tidak sekasar pendahulunya Daendels, melalui jalur perundingan kesepakatan atau seperti MOU ( Memorandum of Understanding ) kini. Sifat kekasaran orang-orang Belanda dapat terlihat dari penampilannya di liga sepakbola World Cup/EURO. Seperti kritik yang di lontarkan Cruyf pada Sneijder dkk., mengecewakan suporter yang tadinya pendukung tim oranye Belanda, termasuk terlihat pada raut kekecewaan wajah dubes Belanda di Jakarta di televisi.
Pengalaman perang pasukan kolonial Inggeris dengan gerilyawan Amerika Serikat, nampaknya turut mempengaruhi politik Inggeris. Apalagi di abad 18 m., Raja Inggeris terdesak kalah oleh pemberontakan rakyatnya. Membuat Raja Inggeris musti mengalah pada kehendak rakyatnya.
Kemudian muncul tokoh Oliver Cromwell yang menyatakan Commonwealth atau Kesejahteraan bersama. Politik Inggeris pun menjadi politik persemakmuran. Kerajaan Inggeris yang tadinya bersistem Monarki absolut menjadi Monarki Parlementer.
Di masa Inggeris mengambil alih kekuasaan dari Belanda di Hindia, orang-orang Banten kembali menaikkan penobatan Pangeran Surosowan sebagai Sultan.
Tapi Daendels si biang kerok, biang katebelece kembali mendatangi Raffles dan mempengaruhinya pula untuk menindaklanjuti penobatan Sultan Surosowan baru. Sejak dulu beberapa Gubernur Jenderal Belanda di Batavia dari temuan sejarah melakukan praktek katebelece/ korupsi kompensasi takaran hak di Indonesia, yang menjadi kontroversi hingga kini. Bagaimanapun ketetapan hukum Belanda yang menyimpang dari keadilan hak sejak masa lalu adalah ilegal, atau tidak sah hukumnya, karena kedudukan bangsa Belanda atau Inggeris atau Jepang sebagai bangsa asing/mancanegara di tanah Indonesia. Berbeda kasusnya dengan perjanjian Giyanti menjadi 3 kerajaan Mataram kini, karena sudah perjanjian antar wangsa Mataramnya sendiri.
Raffles seperti kelakuan bangsa Inggeris dan Belanda penjajah malahan menuruti hasutan Daendels. Raffles membawa pasukan ke Banten.
Raffles dan pasukannya masuk ke Istana Surosowan, kemudian seperti mengulangi Daendels, Raffles juga duduk di singgasana istana Surosowan sambil mengumumkan, " Sayalah Sultan."
Kemudian Raffles mengumpulkan para Dipati Pangeran Banten. Raffles memerintahkan para Dipati Pangeran Banten mulai sejak pemerintahan kolonial Inggeris di Hindia, adalah sebagai bawahannya, seperti melakukan tiruan mencemooh perbuatan Sultan Surosowan sewaktu menyuruh para Raden Sumedang bersumpah untuk mengakui sejak itu adalah petinggi bawahannya Sultan Surosowan Banten.
Raffles memerintahkan para bupati Banten yang di berikannya jabatan sebagai pegawai tinggi Inggeris, untuk mengirimkan upeti setahun sekali pada Raffles dari Indonesia. Upeti tersebut kemudian di putar lagi menjadi gajinya para Pangeran Banten. Raffles menjanjikan pemberian gaji tinggi pada para Pangeran Surosowan sebagai pertukarannya. Jadi perjanjian barter yang di tawarkan Raffles, dengan kesepakatan Raffles menjamin upah besar pada para Pangeran Banten yang tetap.
Seperti menjadikan Inggeris sebagai senjata baru pembantu kompensasi penghasilan sejahtera keluarga Surosowan. Karena di beri kedudukan tinggi sebagai pegawai tinggi Inggeris dan gaji besar yang tetap, para Pangeran Banten menerima perjanjian. Dengan pemberian kedudukan tinggi sebagai keluarga pegawai tinggi negara Inggeris, Daendels tidak lagi berani mengusik keluarga Surosowan.
Raffles menepati janjinya. Caranya menyelesaikan konflik dengan para Raja di Jawa dan Indonesia melalui jalur perundingan dan barter dengan Inggeris sebagai penengah di terima.
Raffles dalam masa jabatannya yang singkat justru melakukan kegiatan pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan buat bangsa dan negara Indonesia yang lebih banyak ketimbang para Gubernur Jenderal orang Belanda/VOC yang kelakuannya serupa para pemerintah korup Indonesia kini.
Di antaranya Raffles mengganti simbol-simbol penguasaan Belanda di kota Batavia.
Kemudian hasil karya Raffles paling terkenal adalah Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor. Dari kota Bogorlah asal bibit tanaman di segenap nusantara hingga mancanegara di abad 20 m.
Raja Belanda menagih janji pada Raja Inggeris termasuk untuk mengembalikan Hindia Belanda pada Belanda. Hindie Mooy, Indonesia molek yang sejak dulu telah di perebutkan bangsa-bangsa besar Eropa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar