Senin, 07 November 2011

Telusur Star Wars

Star Wars: Ode to an era | Deccan Chronicle www.deccanchronicle.com What started out as a movie trilogy with an odd chronological sequence, replete with the science fiction staple of droids, space ships, futuristic weapons I want all of this -- @ranchoobiwan on Twitpic

Jumat, 04 November 2011

Star Wars: Ode to an era | Deccan Chronicle

http://www.deccanchronicle.com/channels/showbiz/tv-guide/star-wars-ode-era-810 Star Wars: Ode to an era | Deccan Chronicle www.deccanchronicle.com What started out as a movie trilogy with an odd chronological sequence, replete with the science fiction staple of droids, space ships, futuristic weapons

Kamis, 27 Oktober 2011

Kisah perang bubat: -

Kisah perang bubat: -
http://www.google.com/search?tbm=blg&hl=en&source=hp&biw=1366&bih=649&q=BABAD+SUROSOWAN&btnG=Search

kERAJAAN ISLAM DI INDONESIA: KERAJAAN BANTEN

kERAJAAN ISLAM DI INDONESIA: KERAJAAN BANTEN: Selama kurang lebih 1400 tahun setelah kerajaan Salakanagara di Banten tidak ada kerajaan besar berdiri baru sekitar tahun 1552 berdiri Kes...

http://www.google.com/search?tbm=blg&hl=en&source=hp&biw=1366&bih=649&q=BABAD+SUROSOWAN&btnG=Search

https://profiles.google.com/115861528883243709063/plusones?hl=en

Restorasi kasultanan Surosowan: http://tubagusariefz.blogdetik.com/?p=8&preview=tr...

Restorasi kasultanan Surosowan: http://tubagusariefz.blogdetik.com/?p=8&preview=tr...

http://tubagusariefz.blogdetik.com/?p=8&preview=true

http://tubagusariefz.blogdetik.com/

http://tubagusariefz.blogdetik.com/wp-admin/

Makam Keramat di Pulau Damar | Budaya

Makam Keramat di Pulau Damar | Budaya

Selasa, 25 Oktober 2011

https://www.facebook.com/pages/Chip-Foose/24526099192

https://www.facebook.com/pages/Over-Haulin/152005044868599

https://www.facebook.com/pages/Over-Haulin/152005044868599

http://smilepanic.com/the-worlds-most-mysterious-places#1

http://listverse.com/2011/08/16/10-air-attacks-that-shook-the-world/#5567

http://smilepanic.com/the-worst-steroid-side-effects?utm_source=wahoha.com&utm_medium=referral&utm_campaign=wahoha

Impressive Works by Erik Schumacher | Daily Inspiration

Impressive Works by Erik Schumacher | Daily Inspiration

Sabtu, 15 Oktober 2011

NYCC 11: Aspen Comics Panel Recap & New Series Key Art Released | The Daily BLAM!

NYCC 11: Aspen Comics Panel Recap & New Series Key Art Released | The Daily BLAM!

Latest BATTLEFIELD 3 Gameplay Trailer Shows Off Vehicles | The Daily BLAM!

Latest BATTLEFIELD 3 Gameplay Trailer Shows Off Vehicles | The Daily BLAM!

Kisah Nabi Shaleh AS dan Siasat Janda Cantik (Bagian 3 Habis)

By admin on April 29, 2010
Para pemuka kaum Tsamud lalu mengadakan persekongkolan. Mereka menjalankan siasat busuk lagi hina. Seorang janda kaya raya lagi sangat cantik, bernama Shaduk binti Mahya dijadikan sebagai umpan. Perempuan itu mengumumkan kepada penduduk bahwa ia bersedia menyediakan dirinya kepada laki-laki manapun yang dapat membunuh unta Nabi Shaleh itu. Ushadda bin Muharrij, seorang pemuda kekar yang sangat pemberani menyatakan kesanggupannya membunuh unta itu. Bahkan ia mau melakukan apa saja, asal ia dapat memperoleh janda yang kaya raya lagi molek itu. Ada lagi seorang tua yang mempunyai beberapa gadis cantik. Di hadapan para pemuka Tsamud ia mengatakan bahwa ia akan menyerahkan seorang gadisnya kepada Gudar bin Salif kalau ia mau membunuh unta Nabi Shaleh AS. Gudar memang seorang pemberani. Tentu saja ia menyanggupi karena ia ingin sekali menyunting gadis itu Mushadda dan Gudar mencari tujuh orang teman lagi. Mereka pun lalu pergi mencari unta itu. Kebetulan unta tersebut sedang menuju sebuah sumur. Para pembunuh itu lalu bersembunyi dalam semak-semak. Saat unta melintas di depan mereka, Mushadda membidikkan panahnya, paha unta itu kena. Unta itu menjerit kesakitan dan berlari, akan tetapi Gudar dengan cepat melompat. Pedangnya ditikamkan ke perut unta itu. Unta itupun roboh dengan pekikan yang menyedihkan. Ususnya berhamburan. Tak lama kemudian unta itu mati. Mushadda dan Gudar menunggu dengan hati berdebar. Apakah akan terjadi sesuatu setelah unta itu terbunuh? Bukankah Nabi Shaleh telah menyatakan akan datang azab tuhan kalau unta itu dibunuh? Mereka menunggu beberapa lama, namun tidak terjadi apa-apa legalah hati mereka. Mereka lalu kembali ke kota. Sepanjang jalan mereka berteriak-teriak, memberitahukan bahwa unta Nabi Shaleh telah mereka bunuh. Mereka merasa dirinya sebagai pahlawan. Mereka disambut dan dielu-elukan oleh para pemuka masyarakat Tsamud. Pada saat itu juga mereka mendatangi Nabi Shaleh AS. “Hai Shaleh, kami telah membunuh untamu itu! Datangkanlah azab yang kau ancamkan kepada kami itu! Kalau tidak, tentulah kau hanya pembohong besar! Kata mereka dengan pongahnya. “Aku telah bersusah payah mengajak kalian ke jalan yang benar, tetapi kalian tetap menjadi orang yang durhaka kepada Allah. Aku sudah memperingatkan kalian agar tidak menggnggu unta itu, karena unta itu adalah unta Allah, yang hanya mendatangkan keuntungan bagi kalian, tetapi sekarang ia kalian bunuh. Sekarang kalian malah minta agar azab Allah segera dijatuhkan kepada kalian. Sesungguhnya kalian memang patut dibinasakan, karena kalian hanya membuat kerusakan dan membuat kekacauan.” Setelah itu Nabi Shaleh menyuruh mereka pulang. “Tunggulah azab Tuhan yang akan segera datang. Akan datang petir mengguntur dari langit. Rumah-rumah kalian akan runtuh dan mayat kalian akan bergelimpangan di dalamnya. Akan tetapi bagi mereka yang mengikuti menyembah Allah akan selamat. Tunggulah! Pulanglah kerumah kalian masing-masing. Bersenang-senanglah kalian selama tiga hari, setelah itu kalian akan binasa semuanya!” “Hai Shaleh, mengapa mesti tiga hari? Kalau engkau memang kuasa, datangkanlah sekarang juga! Kami ingin melihatnya segera!” Lalu Nabi Shaleh menjawab. “Sungguh kalian ini menjadi orang yang paling durhaka di muka bumi. Neraka jehanamlah yang pantas menjadi tempat kalian kelak. Tunggulah azab itu pasti datang dan tidak satupun diantara kalian yang akan selamat. Tidak ada yang dapat menolong kalian. Apalagi berhala kalian itu. Bukan aku yang mendatangkan azab, tetapi tuhanku, Azza wa jalla!” Penangguhan waktu tiga hari itu membuat bangsa Tsamud menjadi sangat gelisah. Rupanya Nabi Shaleh AS bermaksud memberi kesempatan berpikir bagi kaumnya yang durhaka itu. Namun percuma saja, mereka bukannya sadar dan bertobat, tapi malah merencanakan untuk membunuh Nabi Shaleh AS. Mashadda dan Gudar serta ketujuh temannya, pada malam pertama menjelang hari kedua mendatangi rumah Nabi Shaleh AS. Mereka berikrar akan membunuhnya malam itu. Akan tetapi Allah melindungi utusan-Nya. Batu-batu besar berjatuhan dari langit menimpa kepala mereka satu persatu. Mereka bersembilan mati saat itu juga. Nabi Shaleh akhirnya memutuskan tidak ada lagi gunanya tinggal bersama orang-orang durhaka itu. Sehari sebelum turunnya azab, berangkatlah Nabi shaleh AS bersama pengikutnya meningglkan Alhijir, negeri mereka, menuju tanah Palestina. Tatkala Nabi Shaleh dan pengikutnya sudah berada di tempat aman, tampaklah awan hitam yang sangat tebal menggantung di atas kota kaum Tsamud. Kemudian terdengar suara mengguntur sangat dahsyat di langit. Petir dan halilintar menyambar dan meruntuhkan seluruh bangunan dan kebun mereka. Bangsa Tsamud yang durhaka kepada Allah SWT itu semuanya binasa. Terbakar hangus laksana rumput kering. Bumi pun berguncang keras sekali dan akhirnya tempat itu meledak dengan suara yang sangat dahsyat. Semuanya menjadi abu, berterbangan di tiup angin. “Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur. Maka jadilah mereka seperti rumput kering (yang di kumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.” (QS. Al-Qomar: 30-31). Bangsa Tsamud dan peradabannya lenyap, seperti tidak pernah ada di permukaan bumi. Mereka hancur sebelum mengetahui apa yang terjadi. Yang tinggal hanyalah sejarahnya yang di nukilkan dalam kitab suci, agar menjadi peringatan bagi umat manusia sesudahnya. Sedangkan orang-orang yang beriman bersama Nabi Shaleh AS, telah meninggalkan tempat itu sehingga mereka selamat.

Kisah Nabi Idris AS Singa Alloh

Kisah Nabi Idris As terdapat dalam Al-Qur’an Surat : Al-Anbiya ayat 85 - 86, Maryam ayat 56 - 57. Nabi Idris lahir di Munaf, sebuah daerah di Mesir. Dia adalah keturunan ke enam Nabi Adam, dari Yazid bin Mihla’iel bin Qinan bin Syits. Dia kakek bapak Nabi Nuh AS. Nabi Syits mengajarkan Idris membaca Shafiah. Allah SWT menurunkan 30 Shahifah kepada Nabi Idris AS yang berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya. Keistimewaan nabi Idris AS di antaranya adalah kemampuannya dalam menulis, menggambar, menjahit, dan menguasai ilmu perbintangan (astronomi). Dalam Alquran, namanya disebut dengan Idris karena Allah memuliakannya sebagai seorang utusan-Nya yang memiliki kepandaian dalam bidang ilmu pengetahuan dan rajin belajar (daras). Ibnu Ishaq menyatakan, idris adalah manusia (orang) pertama kali yang menulis dengan pena. Rasul SAW bersabda, "Dahulu, ada seorang nabi yang menulis dengannya (maksudnya menulis di atas pasir). Barang siapa yang sejalan dengan tulisannya, demikian itulah (tulisannya)." (HR Muslim).
Pertemuan Nabi idris dengan malaikat pencabut nyawa (malaikat Izrail) Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan sholat sampai puluhan raka’at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Allah Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Allah SWT, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris. “Assalamu’alaikum, yaa Nabi Allah”. Salam Malaikat Izrail, “Wa’alaikum salam wa rahmatulloh”. Jawab Nabi Idris a.s. Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail.Seperti tamu yang lain, Nab i Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya “menghadap”. Allah sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja. Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan “tamunya” itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan. “Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita”. pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s). “Subhanallah, (Maha Suci Allah)” kata Nabi Idris a.s. “Kenapa?” Malaikat Izrail pura-pura terkejut. “Buah-buahan ini bukan milik kita” . Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian Beliau berkata: ” Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram”. Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan pikir Nabi Idris a.s.”Siapakah engkau sebenarnya?” tanya Nabi Idris a.s. “Aku Malaikat Izrail” jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya. “Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku?” selidik Nabi Idris a.s serius. “Tidak” Senyum Malaikat Izrail penuh hormat. “Atas izin Allah, aku sekedar berziarah kepadamu”. Jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam. “Aku punya keinginan kepadamu”. Tutur Nabi Idris a.s “Apa itu? Katakanlah!”. Jawab Malaikat Izrail. “Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Allah SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku” . Pinta Nabi Idris a.s. “Tanpa seizin Allah SWT, aku tak dapat melakukannya” , tolak Malaikat Izrail. Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Allah SWT Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat. Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Allah SWT mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah SWT Nabi Idris a.s. hidup kembali. “Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku? ” Tanya Malaikat Izrail. “Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti”. Jawab Nabi Idris a.s. “Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu”. Kata Malaikat Izrail. Masya Allah, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s. Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita? Siapkah kita untuk menghadapinya? Kemudian setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa saya melihat surga dan neraka?” “Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael. Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya. “Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrael.“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan alasannya. Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini. Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Kemudian Izrael membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata Izrael kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat tampan. Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu. Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris beulang-ulang. Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum. Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan. Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali”. “Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrael. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang. Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah. “Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris. “Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Izrael. “Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Mengenai wafatnya, tak ada keterangan terperinci. Dalam Alquran disebutkan, Allah mengangkatnya ke tempat yang tertinggi. (QS Maryam [19] 57). Dalam peristiwa Isra Miraj, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari, Rasul SAW bertemu dengannya di langit keempat.

Kerajaan-Kerajaan di Utara Jazirah Arab

By Abi Ilham 1) Kerajaan Anbath (400 SM-105 SM) Mereka adalah kabilah yang berada di pedalaman yang berdiam di bagian selatan wilayah Suriah. Kerajaan mereka terentang dari Gaza di bagian selatan hingga Aqabah di bagian utara. Dengan demikian, mereka berada di sebuah posisi yang sangat strategis yang menghubungkan lintas bisnis antara utara dan selatan. Posisi mereka demikian penting bagi berkembang dan mundurnya perdagangan. Ibukota Anbath adalah Batra’. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad pertama Masehi. Pada saat itu wilayah kekuasaannya hingga mencapai Damaskus dan ke wilayah Selatan sampai ke Madain Saleh (hingga kini memiliki peninggalan-peninggalan bangunan dan arsitektur yang indah). Sedangkan, raja yang paling terkenal dari kalangan mereka adalah al-Harits III dan Ubaiidah II. Kerajaan ini dikuasai oleh orang-orang Romawi pada tahun 105 M. 2) Kerajaan Tadmur Kerajaan ini dikenal demikian makmur di masa klasik. Kerajaan ini telah disebut-sebut seribu tahun sebelum Masehi. Masa keemasannya dicapai pada abad II dan III Masehi. Kerajaan ini memiliki posisi geografi yang strategis dalam bisnis yang menghubungkan antara dua empirium Romawi dan Persia. Kerajaan ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan kekaisaran Romawi. Oleh sebab itulah, kerajaan ini selalu terlibat pertempuran yang demikian sengit dengan kekaisaran Persia. Bahkan, kerajaan ini pernah mengalami kemenangan yang sangat menakjubkan atas Persia, yang terjadi pada masa pemerintahan raja mereka yang bernama Adina. Pada masa raja Adina, kerajaan ini telah mampu me-lebarkan sayap pengaruhnya hingga ke semua wilayah Suriah, Setelah itu tampuk pemerintahannya dipegang oleh istrinya yang bernama Zanubiya (Zaba’) yang dengan berani menentang Romawi. Dia terlibat peperangan sengit dengan pasukan Romawi hingga akhirnya dia kalah dan kerajaannya dihancurkan oleh musuh. Baik penduduk kerajaan Anbath maupun Tadmur keduanya sama-sama menyembah berhala dan kekuatan alam. 3) Kerajaan Hirah Mereka adalah orang-orang Arab yang melakukan hijrah. Kerajaan mereka berdiri di sebelah Utara Jazirah Arab (bagian Selatan Irak) dan berada di bawah kekuasaan Persia. Mereka mendapat perlindungan dan mereka pun melindungi Persia. Raja mereka yang paling terkenal di antaranya ‘Amr bin Adi, Mundzir bin Ma’a al-Sama’, dan Nu’man ibnul-Mundzir. Setelah Nu’man, Kaisar Persia mendudukkan Ayas bin Qubaishah sebagai raja untuk Hirah. Bersamanya juga ada seorang laki-laki yang juga menjadi penguasa yang berasal dari Persia. Pada periode ini kaum muslimin datang dan menaklukkan Hirah. Penaklukan ini dipimpin oleh Khalid ibnul-Walid pada tahun 13 H/633 M. Ayas melakukan perdamaian dengan cara membayar jizyah, kemudian mereka masuk Islam. 4) Kerajaan Ghassan Mereka berasal dari orang Arab asal Yaman yang melaku­kan hijrah setelah runtuhnya bendungan Ma’rab—seperti Munadzarah Hirah. Mereka diam di wilayah pedalaman Syam dan berada di bawah kekuasaan Romawi yang memberi perlindungan pada mereka dari serangan orang-orang Arab. Awalnya tampuk kekuasaan berada di tangan kabilah Dhaja’imah. Di antara raja yang paling terkenal dari kalangan mereka adalah Ziyad bin Huyulah. Kemudian setelah kabilah ini Ghassan diperintah oleh Bani lafnah dan menjadikan Damaskus sebagai ibukota. Di antara raja mereka yang kesohor adalah al-Harits bin Jabalah dan al-Mundzir ibnul-Harits serta Jabalah ibnul-Abham. Dia adalah raja terakhir kerajaan Ghassan. Pada pemerintahannya inilah kaum muslimin memasuki Syam. Disebutkan bahwa Jabalah pernah masuk Islam kemudian murtad dan melarikan diri ke Romawi pada masa pemerintahan Umar ibnul-Khaththab. pentingnya Peradaban Munadzarah dan Ghassan Peran paling penting yang dimainkan oleh kerajaan ini adalah bahwa keduanya menjadi jembatan yang meng-hubungkan peradaban Persia dan Romawi ke Jazirah Arab. Salah satu peradaban yang paling penting yang mereka bawa adalah agama-agama dan beberapa pengetahuan umum serta teknik berperang. Hijaz Hijaz adalah tempat pertama dakwah Islam. Di tempat inilah Rasulullah lahir dan berkembang. Hijaz adalah tempat diturunkannya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Tempat ini adalah tempat munculnya nur dan cahaya. Dari Hijazlah bergemuruh suara reformasi dan dakwah Islam. Islam telah mentransformasikan Hijaz dari sebuah tempat yang hanya disebut Arab menjadi sebuah tempat yang menginternasional. 1. Pertumbuhan Mekah dan Kisah Ismail Sebagaimana telah kita sebutkan sebelum ini, Ibrahim bersama istrinya Hajar dan anaknya Ismail datang ke Mekah. Kemudian dia meninggalkan anak istrinya itu di Mekah. Saat itu Mekah adalah sebuah gurun Sahara yang gersang. Allah telah memerintahkan Ibrahim untuk melakukan hal itu. Kemudian Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah untuk menjadikan Mekah sebagai tempat yang aman dan makmur. Pada saat ditinggal itulah memancar air zamzam dan kala itu pula kabilah Jurhum yang berasal dari Yaman melintas di sekitar Mekah. Hajar mengizinkan mereka untuk tinggal di tempat itu. Maka, Nabi Ismail tumbuh dan berkembang di tengah mereka dan belajar bahasa Arab yang merupakan bahasa mereka. Sedangkan, Nabi Ibrahim datang menziarahi-nya pada waktu-waktu tertentu. Dalam sebuah kunjungannya, Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Ismail. Maka, keduanya menyerah terhadap apa yang Allah perintahkan. Tatkala apa yang Allah perintahkan dilakukan oleh keduanya, Allah mengganti Ismail dengan domba yang besar. Itu semua merupakan cobaan dari Allah. Kemudian keduanya mendiri-kan Ka’bah sesuai dengan perintah Allah. Lalu, Allah meng-utus Ismail sebagai Rasul kepada kabilah Jurhum dan orang-orang yang berada di sekitar Mekah. Allah berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail seraya berdoa, ‘Ya Tuhan kami, terimaiah daripada kami amalan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya, Tuhan kami. Jadikanlah kami berdua orang-orang yang tunduk patuh kepada Engkau, tunjukanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimaiah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.’” (al-Baqarah : 127-128) Setelah meninggalnya Nabi Ismail, orang-orang Jurhum mampu menguasai Mekah dan menjadi penguasa di tempat itu. Namun, mereka melakukan kerusakan di tempat itu. Setelah itu Mekah tunduk dan berada di bawah pemerintahan Khuza’ah. Mereka juga berasal dari Yaman. Sedangkan, Bani Ismail berada dalam posisi yang netral. Pada masa pemerintahan Bani Khuza’ah ini pemujaan terhadap berhala memasuki kota Mekah. Pemujaan terhadap berhala ini dibawa oleh pemimpin mereka yang bernama ‘Amr bin Luhay. Dia membawa berhala-berhala dari Syam yang kemudian dia sembah dan kemudian diikuti oleh penduduk Mekah. Setelah itu Bani Ismail semakin banyak dan berkembang. Diantaranya adalah Kinanah (Quraisy adalah salah satu keturunan dari Kinanah). Qushay bin Kilab (kakek nomor empat Rasulullah) berhasil mengusir Khuza’ah dari Mekah, lalu dia memimpin Mekah. Maka, jadilah Mekah berada di bawah kepemimpinan Quraisy. Setelah itu Mekah dipimpin oleh anaknya yang bernama Abdu Manaf. Lalu, kepemimpinan Mekah dibagi-bagi diantara anak-anaknya: Hasyim, al-Mntthalib, Abdus Syam, dan Naufal. Abdul Mutthalib bin Hasyim (kakek Rasulullah) adalah pemimpin Mekah saat Abrahah berusaha untuk menyerang ka’bah yang kemudian Allah gagalkan dan hancurkan. Peristiwa itu dikenal dalam sejarah dengan sebutan Tahun Gajah. Tahun itu adalah tahun dimana Rasulullah dilahirkan pada tahun 570 M/52 Sebelum Hijrah. 2) Tahun Gajah dan Usaha Penghancuran Ka’bah Abrahah al-Asyram (penguasa Yaman yang berasal dari Habasyah) membangun sebuah gereja yang sangat besar dan indah di Shan’a. Dia menamakan gereja itu dengan Qalbis. Dia mengajak manusia untuk melakukan haji ke tempat itu sebagai ganti dari haji mereka ke Ka’bah (tindakan ini mcmiliki latar belakang agama, politik, dan ekonomi). Namun, dia gagal segagal-gagalnya dan tidak seorang pun yang melakukan ibadah haji ke sana. Maka, marahlah dia dan bertekad untuk menghancurkan Ka’bah. Kemudian dia pun berangkat menuju Mekah dengan membawa pasukan yang diawali dengan pasukan gajah. Tidak ada seorang pun yang berani mencegah kedatangannya karena takut dan kecut hatinya. Tatkala dia memasuki Mekah dan mau menghancurkan Ka’bah, Allah menghancurkan dia bersama-sama dengan pasukannya. Kisah ini disebutkan dengan jelas dalam surah al-Fiil. Peristiwa Gajah ini memiliki arti yang sangat besar bagi orang-orang Arab. Oleh sebab itulah, mereka mencatatnya sebagai sebuah tahun yang harus diabadikan. Di tahun itulah Rasulullah dilahirkan.

Kisah Habil, Qabil, Syits dan Nabi Idris AS

By tazkiabooknetwork
Kisah Habil dan Qobil Qabil dan Habil adalah dua anak pertama Nabi Adam. Syariat Allah kala itu mengharuskan seorang anak tidak boleh kawin dengan saudara perempuan kembarnya. Hawa selalu melahirkan anak kembar laki-laki dan wanita. Qabil menginginkan dia kawin dengan saudara kembarnya yang secara hukum adalah menjadi hak saudaranya. Maka Habil menolaknya. Kemudian keduanya menyelenggarakan upacara qurban. Allah menerima qurban Habil yang berupa domba yang sangat baik. Tetapi, Allah menolak qurban Qobil yang berupa hasil cocok tanam yang sangat jelek. Qobil iri dengan kejadian ini dan dia membunuh saudaranya. Inilah kriminal pertama yang terjadi di muka bumi yang dilakukan oleh anak manusia. (QS. Al Maidah : 27). Syits bin Adam Setelah peristiwa pembunuhan itu, Allah mengaruniakan Syits kepada Adam. Dia adalah seorang anak Adan dan sekaligus sebagai seorang nabi yang terus melanjutkan dakwah di jalan Allah di muka bumi. Kemudian Allah memberikan keturunan laki-laki dan wanita sehingga mereka menjadi banyak. Adam mengajarkan kepada mereka makna tauhid dan menyampaikan dakwah kepada mereka hingga dia meninggal dunia. Ibnu hiban dalam shahihnya meriwayatkan bahwa Abu Dzar berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, berapa jumlah para Nabi?, Rasulullah menjawab, ‘Seratus dua puluh empat ribu. Saya berkata, ‘Lalu berapa jumlah Rasul dari antara mereka itu? Rasulullah menjawab, ‘Tiga ratus tiga belas, jumlah yang banyak. Saya katakan, ‘Siapa Rasul pertama di antara mereka? Rasulullah bersabda, ‘Adam. Kemudian Adam meninggal dunia dan terjadi perbedaan pendapat tentang umurnya saat meninggal dunia. Sedangkan pendapat yang paling benar adalah yang mengatakan bahwa umur Adam antara 950 hingga 1000 tahun. Demikianlah yang tercantum dalam Qishash Al Anbiyaa karangan Ibnu Katsir halaman 59. Idris AS Dia adalah Nabi yang Allah SWT utus setelah Syits. Allah SWT berfirman : “Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang terssbut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam : 56-57). Nabi idris terus menegakkan syariat Allah hingga dia dipanggil Allah. Dia adalah manusia pertama yang diturunkan wahyu melalui malaikat jibril. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa dia adalah orang pertama yang menulis dengan pena, dan manuisa pertama yang menjahit baju dan memakainya. Sedangkan manusia sebelumnya memakai pakaian dari kulit binatang. Dia juga adalah orang pertama yang mengerti masalah medis. (Lihat Al Mawsu’ah Al Arabiyah Al Alamiyah 1/379). Tujuan dari diutusnya para Rasul adalah dalam rangka meneruskan syariat Allah dan sebagai hujjah atas manusia (QS. Al Israa’ : 15 ; QS. An Nahl : 36)

Rabu, 12 Oktober 2011

Nice of the hotel to provide this, but hopefully I won't have... on Twitpic

Nice of the hotel to provide this, but hopefully I won't have... on Twitpic

VAN GOGH KENAPA KAU POTONG KUPINGMU

SETELAH MANGKATNYA NABI SULAIMAN, RAJA ISRAEL, TERJADI PEREBUTAN KEKUASAAN ANTARA 2 PUTERANYA JEROBEAM DAN RAHABEAM.

Sejarah kerajaan Israel di mulai dari ibukotanya Bethlehem.
Adapun sejarah bangsa Bani Israil di mulai sejak Nabi Ibrohim 'alaihissalam, yang berketurunan Nabi Ismail 'as dan adiknya Nabi Ishak 'as.
Nabi Ibrohim 'as di samping sebagai Bapak para Nabiyaloh sebenarnya juga bapak para bangsa.
Walau karena pengaruh dari bangsa Arya, memunculkan pengaruh terjemahan rasis baru juga di sebagian bangsa Eropa menjadi anti bangsa semit atau bangsa peranakan Israil yang campuran ( Indo Israil ).
Bangsa Semit yang tersebar juga melalui daratan Timur Tengah, kemudian juga di kenal sebagai bangsa Sumeria. Seperti nama bangsanya tokoh komik, Conan The Barbarian yang juga Pangeran Sumeria kemudian menjadi regenerasi Raja Sumeria/ Raja bangsa Semit berkedudukan di sekitar timur tengah. Sebenarnya cerita fiksi komik Conan, justru di alami oleh Nabi Zulkarnain ( Great Alexander bukan Alexander Agung Raja Macadonia di Yunani).
Pernah ustadz ta'lim menyebutkan orang Yahudi bermacam-macam jenisnya, di antaranya di sebut bangsa Yahudi Habsyi. Bangsa Yahudi Indo / peranakan. Termasuk seperti keluarga/ keturunan Bani Ismail.
Dan ustadz Quraish Shihab pernah memberitahu di tengah pengajian ta'limnya di televisi, bahwa bangsa Yahudi itu sejak jaman Nabi Musa 'as., terbagi menjadi 12 suku yang kemudian menyebar di seantero bumi, di antaranya adalah menjadi pendiri bangsa di benua Eropa.
Atau paham Yahudi ( dari pengaruh bangsa Arya penjajah ) yang berpandangan bangsa semit sebagai bawahannya, walaupun sebenarnya juga saudara sebangsanya.
Sejak jaman kuno, bangsa nomaden penjajah yang disebut adalah bangsa Arya dan Mongol. Di sejarah kuno jazirah Arab di sebut bangsa nomaden penjajah adalah bangsa Khuza'ah dan bangsa rampok Sodom Gomorah. Bahkan bangsa Khuza'ah sampai sempat merebut, mengalahkan dan menguasai Bani Ismail di wilayahnya, hampir seperti Bani Israil yang sempat terjajah Fir'aun dan bangsa Jalut. Hingga Bani Ismail dan Bani Israil justru sama-sama menjadi bangsa terpinggirkan oleh kelompok rampok dan kriminal.
Dan di sejarah masa kuno, ketika Bani ( bangsa ) Israil tengah terdesak, menurut cerita Qur'an, Alloh SWT., menunjukkan pada Nabi Samuil 'as / Samuel ( Nabinya Bani Israel dari keturunan Bani Israil di masa itu ), sebuah tongkat. Dan petunjuk apabila ada di antara orang Israil yang mampu mengangkat tongkat ( kepemimpinan ) tersebut adalah orang kuat dari bangsa Israil untuk memimpin perangnya Bani Israil mempertahankan dirinya dari gangguan pasukan Jalut. Ternyata Thalut yang mampu mengangkat tongkat.
Alloh SWT., juga berfirman, " Jika pasukan Bani Israil dalam perjalanannya bertemu pasukan Jalut, kemudian menemui mata air, dan tidak terlalu banyak mengambil air minum ( hanya secukupnya ) untuk memuaskan dahaganya, maka Insya Alloh pasukannya menang melawan pasukan Jalut.
Benar saja, pasukan Thalut merasakan kehausan dalam perjalanannya, dan sebagian pasukannya Talut tewas ketika berhadapan dengan pasukan Jalut.
Dalam pertemuan pasukan Thalut dan Jalut, muncul pemuda Daud ( 'alaihissalam ) menantang Jalut. Daud ('as) bertubuh lebih kecil daripada Jalut ( Goliath ) untuk mencegah pertumpahan darah yang lebih besar atau mengakhiri perang di antaranya.
Daud 'as., mengajukan syarat jika beliau menang, maka pasukan Jalut yang takluk, tapi jika Jalut yang menang, maka Jalut menguasai Bani Israil.
Tapi Alloh SWT., juga menghendaki Daud ( 'as., ) di karunia-Nya kepandaian akal.
Daud 'as., ternyata berhasil membunuh Jalut. Dengan akalnya Daud 'as., melemparkan batu tepat mengenai bagian rawan ke kepala Jalut, hingga merobohkannya.
Daud 'as., menjadi pahlawan Bani Israil. Dan sudah sepantasnya kepahlawanan beliau di hargai, bukannya malahan di perlihatkan bentuk patungnya hingga terlihat kelamin kecilnya, walau di buat seperti ornamen daun anggur, hiasan kesukaan bangsa Romawi, tapi juga malahan seperti di lecehkan karena di perlihatkan kemaluannya seorang Nabi dan pahlawan besar suku bangsa Israel yang juga asal moyangnya bangsa Eropa.
Thalut kemudian di angkat menjadi Raja, walau kemudian Thalut melepas takhtanya dan menyerahkannya pada Daud 'as. Karena Thalut yang mengangkatnya, Daud 'as pun mau menjadi Raja. Wallohu a'lam bishowab, mungkin memang demikian takdir petunjuk maksud Alloh SWT.
Alloh SWT., juga mengangkat Daud 'as menjadi Nabi, dan Mewahyukan kitab Zabur.
Nabi Daud 'as yang juga pandai menyanyi mengajarkan ajaran Alloh SWT., juga dengan cara nyanyian, hingga Zabur juga di sebut mazmur ( nyanyian merdu agama Alloh).
Kelak orang Islam menciptakan budaya musiknya, dari hasil kebudayaan musik orang Islam pula ( pertamanya dari orang-orang Islam di Afrika ), muncul alat musik gitar pertama.
Alat gitar tersebut kemudian menjadi bermacam-macam jenis alat gitar, seperti juga rebana, hingga sitar di Jawa ciptaannya Sunan Kalijaga. Di telusuri dari sejarah, wali-wali di Jawa juga peranakan orang Afrika / Austronesia / Bani Ismail.
Di ceritakan oleh peneliti sejarah, Sunan Kalijaga berdakwah dengan seni, walaupun beliau juga mendapat kritikan dari sesama wali dan ulama. Karena nyatanya cara Sunan Kalijaga malahan lebih populer dan pengikutnya. Bahkan Sunan Kalijaga mempunyai pengikut hingga di kasultanan Mindanao Darussalam atau ketika sejak kedatangan penjajah Spanyol menjadi dinamai Filipina seperti nama Raja Spanyol, Filip.
Di masa para Wali, seluruh wilayah Asia Tenggara, bahkan hingga di seluruh Afrika tadinya di dominasi kasultanan Islam, sebelum kedatangan imprealis barat yang berpanji pasukan Salib di waktu itu.
Orang barat kemudian melakukan perjalanan ke wilayah orang-orang Islam dan mengadaptasi permainan musik gitar, hingga mengembangkan alat musik gitar, yang pada temuan sejarah modern, sebenarnya juga banyak di ciptakan orang Afrika seperti di Amerika Serikat. Contoh George Benson pada blues, Jimmy Hendrik pencipta musik rock.
Nabi Daud 'as yang membuat kedudukan Bethelehem menjadi ibukota kerajaan Israel.
Orang Islam menyebut Bethlehem sebagai Baitul Maqdis, karena Nabi Ya'kub pendiri kota Bethlehem mulanya mendirikan masjid.
Baitul artinya rumah, Maqdis berarti Mukaddimah ( pembukaan ) beribadat menuju Alloh SWT.
Baitul Maqdis berarti rumah Alloh ( Baitulah ) atau Masjid.
Karena di jaman nabi-nabi dulu, sebelum Nabi Muhammad SAW., umat pengikutnya di wajibkan melaksanakan sholat 50 X waktu sehari ( orang Islam cuma di kenakan kewajiban sholat wajib 5 waktu sehari ), maka termasuk bagian dari terdapatnya reaksi-reaksi pengingkaran. Nabi-nabi dulu lebih sulit mendapatkan pengikut untuk ke agama Alloh, termasuk karena umat di masanya
di kenai kewajiban ibadat yang di rasa terlalu berat.
Makanya umat Nabi Muhammad SAW., umat Islam termasuk di sebut sebagai umat yang beruntung. Insya Alloh.
Karena walau ibadatnya lebih sedikit dari umat di masa Nabi-nabi terdahulunya, tapi di akhiratnya di kumpulkan di barisan paling depan. Bahkan yang berdosa atau walau iman- nya sebiji sawi, Insya Alloh di tolong Alloh SWT naik ke surga akhirat. Alhamdulillah. Pengganti Nabi Daud 'as., menjadi Nabiyalloh dan Raja Israel adalah puteranya Sulaiman 'as.
Nabi Sulaiman juga di karuniai Alloh SWT kepandaian berupa mampu menerjemahkan dan bercakap-cakap dengan hewan. Bahkan Nabi Sulaiman menjadikan salah satu utusan dan mata-matanya burung hud-hud.
Dari keterangan Qur'an juga di sebut Nabi Sulaiman yang pertama kali menerima wahyu ayat BISMILAHIRROHMANIRROHIM berarti ALLOH MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG. Sayidina Ali ra., ketika menjadi imam sholat membaca BISMILAHIRROHMANIRROHIM, dan mengatakan Nabi SAW., yang mengajarkannya. Dan Sayidina Ali ra., ialah kemenakan, saudara dekat dan menantu Nabi SAW.
Nabi Sulaiman juga yang melakukan misi ekspansi perluasan wilayah kerajaan Israel.
Misi Nabi Sulaiman untuk memperluas wilayah kerajaannya, di antaranya adalah dengan menguasai negeri Saba, di mana terdapat kerajaan yang menguasai bagian besar wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Negeri Saba adalah negeri yang melimpah kekayaannya, di pimpin oleh Ratu Siba yang cantik jelita.
Sebelum menggempur negeri Saba, Sulaiman 'as., mengirimkan utusan terlebih dulu menawarkan menyerah atau di gempur negara Saba.
Ratu Siba sudah menduga Sulaiman 'as., akan mengirimkan utusannya.
Utusan Sulaiman 'as., datang. Tapi Ratu Siba tetap belum yakin mau beriman pada agama Alloh, kecuali Sulaiman 'as., menunjukkan suatu tanda kebesaran Alloh.
Maka Nabi Sulaiman mengatakan akan membangun istana, supaya Ratu Siba datang melihat ke istana tersebut.
Atas rahmat Alloh SWT., Nabi Sulaiman dapat menyertakan para jin menjadi bawahannya turut mengerjakan istana tersebut, hingga dapat selesai hanya dalam beberapa hari saja.
Pada hari yang di tentukan Ratu Siba datang ke istana yang baru di bangun Nabi Sulaiman.
Ketika baru melangkah di lantai istana, Ratu Siba mengangkat roknya, karena mengira melewati air yang ternyata lantai istana.
Ratu Siba menjadi takjub, dan berkata, " LAA ILAA HA ILAALLOH." Tiada Tuhan selain Alloh, dan aku beriman pada Robb Nabi Sulaiman.
Sejak itu kerajaan Saba menyatu dalam kerajaan Nabi Sulaiman 'as. Ratu Siba di peristeri Nabi Sulaiman.
Menurut cerita dalam hadits shahih riwayat Ulama Syekh Muslim, Nabi Sulaiman yang juga berkedudukan sebagai Kaisar Israel, beristeri hingga 70.
Pada suatu waktu Nabi Sulaiman hendak menggilir 70 isterinya untuk mendapatkan keturunan. Termasuk untuk menjadi penerusnya menjaga kerajaannya di tiap-tiap wilayah yang terbentang luas.
Tapi hanya dari sedikit di antara rahim isteri-isterinya Nabi Sulaiman berketurunan. Ada yang rupanya jelek ada yang rupanya cakap.
Kemudian Nabi Sulaiman ingat telah melupakan pesan dari wahyu Ilahi, yakni membaca INSYA ALLOH ketika berniat.
Dan menurut ajaran ta'lim, Nabi Sulaiman pernah berdo'a pada Alloh SWT., supaya kelak di masa setelahnya tiada lagi kerajaan yang sebesar kerajaannya. Karena kekhawatirannya beliau 'as., manusia setelahnya jika mendapatkan kekayaan melebihinya justru rawan melupakan untuk beribadat pada Alloh SWT.
Nabi Sulaiman kemudian membunuh kuda kesayangannya, ketika mendapati pemandangan dirinya telah menjadi raja yang sangat menguasai dunia dengan menimbun segala isi kekayaannya. Nabi Sulaiman beristighfar pada Alloh SWT., takut lupa kedudukan dirinya sebagai hamba Alloh.
Makanya ada juga terdapat di ajaran ta'lim agama, kalau Nabi Sulaiman adalah satu-satunya Nabi yang bakal turut di panggil di sidang di pengadilan akhirat, untuk mempertanggungjawabkan timbunan harta kekayaan melimpah ruahnya.
Di ajaran agama Islam, Nabi Muhammad SAW., mengajarkan mengenai Qona'ah, Zuhud atau ajaran untuk hidup secukupnya, tidak berlebih-lebihan, supaya kesejahteraan jadi merata bagi segenap manusia, tidak hanya di timbun satu orang, kelompok, partai, pemerintah, pejabat, atau kapitalis, atau dengan kenyataan kontroversial dengan bermunculan banyaknya koruptor kini.
Maka walau Nabi Muhammad SAW., di beri keistimewaan dari Alloh SWT., untuk berpoligami, tapi beliau SAW., pun melakukannya setelah di tinggal wafat isteri pertamanya Siti Khodijah ra.
Siti Khodijah ra., ialah isteri yang paling di cintai Nabi Muhammad SAW. Karena Alloh SWT., yang memberi wahyu, setelah di tinggal wafat isterinya Siti Khodijah ra., Nabi SAW., baru melakukan poligami. Dan poligaminya untuk menolong dan memasukkan perempuan-perempuan dalam jalinan beragama Islam.
Kebanyakan dari antara isteri-isteri Nabi ialah tawanan perang dari bangsa lain yang di tinggal mati suaminya, atau di tinggal mati syahid orang Islam yang berperang fisabililah, kemudian karena tidak lagi mempunyai kerabat di nikahi beliau SAW.
Alloh SWT., khusus hanya memberikan keistimewaan berpoligami sepuluh di jaman kenabian Nabi Muhammad SAW., pada beliau SAW. Dan pada umat Islam hanya di bolehkan maksimal 4.
Tapi bandingkan dengan masa Nabi Sulaiman 'as., yang berpoligami hingga 70 isteri, bagaimana rasio dengan umatnya di masanya, apa jika Nabi Sulaiman berpoligami 70, maka di antara umat Bani Israilnya ada yang berpoligami 40, 30, 20 atau 10 isteri ? Makanya kontroversi juga waktu pernah terdapat informasi mengenai kritikan yang di lontarkan orang barat menjelekkan Nabi Muhammad SAW., dan orang Islam dari sudut poligami, padahal Nabinya Bani Israel dan umat Bani Israelnya sendiri poligami di temukan di data sejarah justru berpoligami lebih banyak.
Dari pembandingan masa sejarah antara sedari masa Nabi Sulaiman dan umatnya Bani Israil, dengan sedari jaman Nabi Muhammad SAW., sebenarnya kebolehan jatah berpoligami telah di kurangi.
Nabi SAW., juga mengajarkan supaya tidak menjadi pemboros tidak pula mubazir ( menyia-nyiakan rezeki/ kufur nikmat ), lawan kufur nikmat adalah bersyukur nikmat, dan tidak menjadi kikir/bakhil dengan bersedekah, belajar bersedekah juga belajar untuk menolong sesama manusia, tapi jangan pula bersedekah hingga melupakan bahagian kesejahteraannya sendiri. Ajaran ini berhubungan dengan hikmat Qona'ah, hidup berkecukupan saja, tidak berlebih-lebihan, berlaku adil. Keadilan yang juga berhubungan fitrah dan kesanggupan manusia sebagai manusia.
.
Di hadits Bukhori di sebutkan sabda Nabi Muhammad SAW., Raja juga punya pantangan walau punya hak kekuasaan dan hak istimewa.
Dan hadits dari Nabi SAW., " Setiap manusia ialah pemimpin, dan setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya."
Nabi Sulaiman mangkat dalam keadaan berdiri di atas tongkatnya. Bahkan sampai tidak di ketahui para bawahannya yang juga terdiri dari jin kalau roh Sulaiman 'as telah di cabut dari raganya. Padahal jin juga makhluk ghoib.
Babakan cerita peristiwa ini juga menandakan betapa besar kekuasaan ALLOH SWT.
Setelah mangkatnya Nabi Sulaiman 'as., justru di kerajaan Israel terjadi silang sengketa, gono-gini perebutan takhta dan kekayaan kerajaan Israel.
Persengketaan itu terjadi antara 2 puteranya Nabi Sulaiman, Jerobeam dan Rahabeam.
Menurut cerita film versi barat, Jerobeam yang paling berambisi untuk menyerobot takhta dan kekayaan negara Israel.
Karena orang-orang Israel justru kontroversi dengan sifat jahat Jerobeam, jadi mendukung saudaranya Rahabeam. Dan sepengetahuan orang-orang Israel masa itu, Nabi Sulaiman sebenarnya memilih Rahabeam sebagai ahli waris kerajaannya.
Jerobeam yang mengetahui Rahabeam bakal menjadi hambatan ambisi jahatnya sebagai pemimpin Israel, kemudian mengirim pasukan untuk menjerumuskan saudaranya.
Rahabeam yang keburu di beritahu, kemudian hijrah ke negara lain untuk menyelamatkan diri dari kejahatan agresi tirani kezindikan saudara Israel jahatnya.
Di agama Islam, kemudian Alloh SWT., menurunkan wahyu surat-surat dalam Al-Qur'an berisi hukum waris pada Nabi Muhammad SAW. Kitab Zabur, Taurat, Injil dan Qur'an adalah sejarah kekeluargaan kitab-kitab agama Alloh SWT., yang makin di sempurnakan isi dan hukum-hukum agama Alloh dari masa awal hingga akhir kenabian utusan Alloh SWT., di mana menurut kepercayaan umat Islam, Al-Qur'anlah kitab agama Alloh SWT yang paling sempurna, dan nabi penutup ( khotamannabi ) ialah Baginda Nabi Muhammad SAW. Wallohu a'lam bishshowab. Wabilahi taufik wal hidayah.

Selasa, 11 Oktober 2011

DEMOKRASI TERPIMPIN DAN INGATAN CITA-CITA MEWUJUDKAN INDONESIA MOLEK, ADIL, BEBAS, ENAK DAN AKTIF.

Di negara demokrasi ini, penulis terbersit menerjemahkan proses profesional dalam kenyataan hidup. Demokrasi juga berlintasan dengan realita di tiap masa.
Dan konstitusi demokrasi Indonesia adalah demokrasi terpimpin, terpimpin ideologi dasar negara, yakni Pancasila dan UUD 45.
Yang hikmat utamanya adalah BERKETUHANAN YANG MAHA ESA DAN BERKEADILAN. Keadilan di sebut hingga 2 X di sila Pancasila, di sila 2 dan 5. Karena hingga di sebut 2 X, dapat di terjemahkan berkeadilan termasuk konstitusi utama di ideologi dasar demokrasi terpimpin negara Indonesia. Dan bersamaan tempelan ideologi negaranya berpolitik luar negeri Indonesia adalah politik bebas aktif. Cantuman-cantuman azas konstitusi negara Indonesia ini sudah di tulis oleh para founding fathers negara kesatuan Indonesia.
Walau kenyataan temporernya bertolak belakang dari berkeadilan dan politik bebas aktifnya justru internal bumiputera Indonesia yang di temukan juga kerap tertekan dari tekanan luar negara.
Pernah di muatan harian Kompas di masa orde baru terdapat tulisan mengenai bagaimana kebebasan yang bertanggung-jawab.
Tidak di pungkiri juga, manusia adalah makhluk khilaf ( tidak sengaja luput berbuat salah ) atau karena kondisi kemiskinannya berbuat kufur. Dan Alloh SWT., membela kedudukan manusia di hadapan malaikat ketika bertanya, “ Mengapa manusia di jadikan kholifah di muka bumi, sedangkan mereka berbuat kerusakan dan pembunuhan. Alloh SWT ., kemudian menjawab, “ Aku Maha Mengetahui penciptaan manusia.”
Nabi SAW., juga bersabda,” Sesungguhnya kemiskinan itu mendekati kekufuran.”
Dan termasuk sifat dasar manusiawi juga ingin bebas, tapi bagaimanapula berkebebasan yang amoy ( enak, menyenangkan ).
Kebebasan seutuhnya tanpa di usik colongan kriminal.
Sejak sebelum munculnya renaisans dan humanisme di barat pada abad 14 m, Al-Qur’an telah mencantumkan surat-surat mengenai kemanusiawian dan seni seperti surat Asyu-araa, Al-Insan, An-Naas.
Pernah pula terdapat ucapan Ustad di radio, di agama Islam tiada di batasi dikotomi ilmu pengetahuan.
Terdapat di antara kesan realita, adakalanya manusia punya keinginan berusaha profesional dalam proses pekerjaannya. Atau juga punya kesempatan untuk insyaf melakukan perbaikan. Manusia atau bangsa yang ingin berjiwa besar, bertahapan melalui proses ke arah profesional.
Seperti terucap dari hadits, Suatu kaum tidak akan berubah sebelum kaum itu berusaha mengubahnya.”
Berhubungan dengan soal kegiatan usaha berusaha, Nabi SAW., bersabda, “ Haram hukumnya saling jatuh-menjatuhkan.”
Bahkan di QS Al-Maidah : 5, Alloh SWT., berfirman, Bertolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa ( keadilan ),dan janganlah kamu bertolong-menolong dalam kejahatan.”
Nabi SAW., juga bersabda,” Sesungguhnya golongan orang pengkhianat akan di kumpulkan di akhirat dalam panji golongan pengkhianat.”
Di pelajaran sekolah juga di ajarkan sifat pengkhianat termasuk sifatnya golongan orang munafik.
Ketika sambil menggendong cucunya, Nabi SAW., berkata, “ Barangsiapa tidak menyayangi, maka tidak akan di sayangi.”
Nabi SAW., juga bersabda, “ Bencilah perbuatan jahatnya, jangan benci orangnya.”
Nabi SAW., juga bersabda,” Celakalah, celakalah.” Kemudian di tanya umat Islam, “ Siapa yang celaka ya Rasululloh?” Nabi SAW., menjawab,” Orang yang akibat perbuatannya mengusik sesama manusia.”
Di QS An-Nisa’ : 58, juga Alloh SWT,, berfirman,” Sesungguhnya Alloh menyuruhmu menyampaikan amanat pada yang berhak menerimanya.”
Di Qur’an juga Alloh SWT., berfirman, “ Wahai orang-orang yang beriman bersaksilah yang adil, dan berlaku adillah.”
Nabi SAW., juga bersabda," Jangan melihat siapa, tapi lihat apa kebenaran yang di katakannya."
Nabi SAW., juga bersabda,” Bayarlah hak masing-masing!”
Dalam QS Al-Zalzalah, ( Goncangan ), terdapat firman Alloh SWT., “ Barangsiapa berbuat kebaikan sebiji zarrah, maka akan mendapat balasan kebaikannya, barangsiapa berbuat kejahatan sebiji zarrah juga akan mendapat balasannya.”
Almarhum S. Soedjojono pernah mengatakan, “ Indonesia di masa lalu pernah meninggalkan hasil seni budaya yang bermutu tinggi, seperti terdapat di peninggalan ( seni budaya Jawa )candi Borobudur dan Prambanan.”
Ketika S.Soedjojono yang juga perokok berat ini, terbaring sakit kritis di kunjungi Raden Basuki Abdullah sesama pelukis senior, R. Basuki Abdullah bertanya pada S.Soedjojono, mana karyamu yang lain? Maksudnya supaya S. Soedjojono mau berusaha pulih dan berkarya lagi.
Catatan artikel peristiwa ini juga menandakan R. Basuki Abdulah yang ternyata bukan pelukis yang bersifat egois, kapitalis ala Apprentice Donald Trump, sinis menjatuhkan, tapi sebenarnya bersifat baik, bercanda, memberi senyuman dan penolong seperti sifat sebenarnya hadiningrat Mataram kebanyakan ketika mulai berusia tua. Atau mungkin karena R. Basuki Abdulah terpengaruh oleh ucapan Affandi dan S. Soedjojono yang ketika mereka sama beranjak tua kemudian menjadi sahabat karib.
Makna cerita wayang Gatotkacasraya adalah walau Raden Gatotkaca berotot kawat, tulang besi, berunsur kawah candradimuka, tapi dalam melalui peperangan Bharatayudha juga menemui kemenangan, kekalahan dan kematiannya. Tapi makna utamanya adalah semangat tempur ( semangat juangnya ) sebagai Ksatria Raden Pandawa walau menemui kekalahan atau kemenangan, terbang atau jatuhnya, membunuh atau di bunuh adalah lakon revolusi kehidupan manusia.
Ketika sedang berperang dalam Bharatayudha kemenangan ( kesuksesan ) yang di cari, walaupun kemudian memakai cara saling membunuh atau membunuh secara siluman atau dari belakang untuk menjunjung keistimewaan martabat masing-masing, sebagai kemenangan Raden Pandawa/ Kurawa.
Dan R. Basuki Abdulah menggagas mengenai perebutan kekuasaan feodal ini melalui lukisannya. Yang juga telah tercermin di lintasan sejarah Nusantara Indonesia sejak jaman Rakai Pikatan vs Indrawarman, paregreg Mojopahit, Suronata vs Mojopahit, panji Macan Ali vs Pajajaran, Surosowan Mataram/ Kota Gede vs Surakarta, Surakarta Trunojoyo vs Amangkurat, Banten vs Mataram, Surosowan Banten vs Bupati Jayakarta pengkhianat, Surosowan Banten vs Abdul Kohar/ Sultan Haji pengkhianat & koruptor, pengkhianatan berbuntut pengkhianatan. Lantaran setiap kerajaan punya hak istimewa masing-masing, yang jika satunya tidak di hargai/ di bayarkan semestinya hak istimewa kedaerahannya maka dapat menimbulkan perlawanan hingga pralaya/ perang saudara.
Pralaya di catatan sejarah yang terjadi sejak akibat korupsi pembesar Mojopahit.
Contoh bahwa distorsi rasa keadilan menimbulkan buntut kontroversi, pertentangan hingga perlawanan terus-menerus sampai rasa keadilan di tuntaskan.
Dan terdapat catatan sejarah, ternyata R. Basuki Abdulah bersama rekan seangkatannya, S. Soedjojono, Affandi termasuk pelukis anggota Lekra ( Lembaga Kesenian Rakyat). R. Basuki Abdulah ialah tergolong pelukis sarjana akademis tapi juga anggota Lekra. Karena tergolong pelukis sarjana akademis, R. Basuki Abdulah juga menjadi di kritik, tapi juga kemudian menjadi teman dekat rekan maestronya, S. Soedjojono dan Affandi. Tapi sifat kritiknya bukan menjatuhkan, justru memberi input/ masukan.
Affandi pernah memberikan kritik pada R. Basuki Abdulah lantaran sifat sombongnya yang keningratan, golongan bangsawan Bang Wetan, keindobelandaan, sarjana akademik dan kehebatan kemampuan teknik melukisnya yang di katakan Affandi memang lebih hebat dari segenap pelukis di Indonesia bahkan di Asia dan menjadikannya merasa sebagai underdog / di pecundanginya.
Affandi iri padanya karena ketika muda ingin belajar pada R. Basuki Abdulah, tapi di usir R. Basuki Abdulah. Tapi justru karena Affandi punya potensi sebagai otodidak, malahan memicu menemukan inovasi gaya baru dalam lukisannya yang juga menjadi termasuk penemuan corak baru gaya seni lukis Indonesia.
Jika Affandi mengkritik R. Basuki Abdulah adalah pelukis yang mementingkan harta, maka S. Soedjojono mengatakan R. Basuki Abdulah ialah tergolong pelukis yang terhebat tekniknya di masanya. Pelukis yang birahinya besar.
Memang jika membaca cerita sejarah pelukis tua lucu-lucu juga, karena ternyata karakter orangnya juga lucu-lucu dan menyenangkan semua.
Mungkin sebenarnya mereka melakukan canda antar sesamanya seniman bukan kritik sinis.
Tapi kritik Affandi malahan juga membuat R. Basuki Abdulah turut memperhatikan perkembangan realisme sosial dalam karya dan bersosialisasi . Dan kenyataannya R. Basuki Abdulah turut bergabung dengan lembaga kesenian rakyat ( lekra ) bersama Trubus sebagai anggota kehormatan.
Sejak G30 S/PKI, banyak juga pelukis dan seniman di culik, di bunuh atau dihilangkan, seperti contoh ketuanya Lekra, pelukis Trubus yang kasus hilangnya masih menjadi misteri.
Di zoliminya mereka ada yang bilang karena bagian dari teman dekatnya Presiden Soekarno, bagian dari seniman rakyat orde lama yang lebih di tinggikan kedudukannya daripada pejabat tinggi, atau perwira tinggi militer dan polisi.
Kemudian memasuki jaman SBY seolah di buat propaganda diangkatnya seniman ke dalam kedudukan tinggi di negara, tapi yang selebriti kapital/ narsis selebriti kapitalis, yang bisa di ajak KKN baru KIB, bukan yang seniman rakyat/ realisme sosialis akademis ala Lekra Pak Karno dan Gedung Juang Menteng 31 Laskar Rakyat Dr. Chaerul Saleh ( Partai independen Murba/ Musyawarah Pembaruan ). Chaerul Saleh mendirikan partai seperti gurunya, Tan Malaka pendiri PARI ( Partai Rakyat Indonesia ) setelah melepas jabatannya sebagai Ketua CC PKI. Tan Malaka yang waktu itu termasuk kandidat dalam pemimpin negara Indonesia, kemudian di curi kesempatan di tembak mati oleh suatu komplotan TNI ( di duga pelakunya Soeharto yang waktu itu Letkol Werkhreise ), karena tuduhan mata-mata Komunis Cina.
Walau kematiannya R. Basuki Abdulah juga menjadi kontroversial di bunuh dan dirampok oleh pembantunya yang menyimpang menjadi tamak, zolim dan jahat ala manipulasi teroris atau koruptor kini termasuk seperti di jaman KIB SBY.
Dan di temukan di arsip lama, R. Basuki Abdullah ternyata menghasilkan 400 karya lebih, sedangkan S. Soedjojono yang wafat lebih dulu menghasilkan 100 karya lebih sedikit dari seniornya R. Basuki Abdulah.
Tapi jumlah karya R. Basuki Abdulah ternyata masih kalah banyak dengan sesama maesto Indonnesia, Affandi. Dan kehebatan para pelukis senior tersebut walau setiapnya menghasilkan banyak karya, tetap juga menjaga hasil mutu profesionalitas tiap karyanya. Itulah tanda-tanda peninggalan seni budaya dari profesionalitas para seniman pendulu bangsa Indonesia.
Ada juga dugaan, R. Basuki Abdulah berhasil menjadi pelukis sukses, kaya, bahkan maestro kelas papan atas internasional karena sejak mudanya di kelilingi gadis-gadis cantik, cepat mendapat bini cantik dan sintal seperti di model lukisannya, dan menikah dengan gadis cantik sejak usia muda.
Bahkan R. Basuki Abdulah tercatat di arsip sejarah menikah sampai 4 kali dengan gadis cantik belia, dari bermacam ras bangsa, termasuk bule, Siam, Indonesia. Bahkan pernah berpoligami dengan di antara 2 isterinya. R. Basuki Abdulah di samping berprestasi sebagai maestro juga mendapat gelar sebagai Don yuan ( Maestro Playboy ) Indonesia, suatu prestasi yang jarang lagi di temukan kini di antara pelukis generasi muda seperti pada penulis.
Walau penulis sebenarnya termasuk yang takut berpoligami, karena resiko poligami adalah tekanan dari publik, terutama dari kaum perempuan yang semakin besar kesombongan emansipasi feminismenya semakin memasuki jaman modern. Belum memasuki rasa canggung dengan keluarga perempuan dan keluarga sendiri, yang berbeda suasana antara memasuki jaman modern dan jaman feodal klasik.
Dan juga resiko-resiko masalah dalam lintasan berumahtangganya. Dan satu lagi kunci pentingnya adalah soal izin dari perempuannya ( yang bukan saudaranya tentunya ). Izin perempuan juga berhubungan dengan kecepatan respon dan tindakan bantuan nyatanya segera mewujudkan peresmian hubungan ke jenjang pelaminan. Bukannya Nabi SAW.,juga bersabda,” Perempuan sebaiknya bersedekah.”
Soekarno menulis di bukunya Sarinah, menjadi pemimpin adalah mampu mengendalikan wanita. Tapi negara Indonesia adalah negara sosio-nasional seperti ucapan Soekarno, sedangkan Raja adalah monarkim kekuasaan privilisasi / hak istimewa. Dan berbeda pejabat negara yang punya mandat sebagai pejabat negara/ pejabat rakyat, atau punya mandat pejabat sosio-nasional negara.
Keadilan adalah hak seperti tercantum di Qur’an. Hukum adalah konstitusi dan konsekuensi keadilan negara. Dan hikmat Nabi SAW., berpoligami adalah untuk menolong. Dan terdapat juga sabda Nabi SAW., “ Janganlah melarang sesuatu yang belum di larang.” Dan Nabi SAW., juga bersabda,” Sesuatu yang bermaslahat wajib di ikuti.”
Penulis pernah berandai-andai seandainya menjadi Kaisar Surosowan yang mengembangkan kedaulatan wilayah kerajaannya di dalam negeri dan di mancanegara, kemudian untuk mempertahankan kedudukan kerajaannya berpoligami dengan 2 isteri, satu bumiputera, satu mancanegara, kemudian dari tiap rahim isterinya berketurunan satu.
Dari tiap satu keturunannya kemudian di jadikan perwakilan kedaton kerajaannya di masing-masing wilayah, satu di dalam kedaerahan kerajaan bumiputera negerinya, satunya di kedaerahan mancanegara.
Tapi ini cuma andai-andai maslahatnya menjalin tali persaudaraan wilayah kerajaaan antar wilayah kerajaan di dalam negeri bumiputeranya dan mancanegaranya. Lagipula Alloh SWT., berfirman di QS Al-Baqoroh: 286, “ Alloh tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya.”
Nabi SAW., juga bersabda,” tiada agama tanpa akal sehat.”
Dan jika seandainya yang satu dari mancanegara ternyata kelamaan tidak nyata hadir, maka di ganti yang dari area lokal yang lebih cepat dan dapat di jadikan suplemen. Kemudian yang kelamaan tinggal di buang. Jadinya ya monogami juga, atau berpoligaminya dengan yang nyata di sekitar area lokal untuk suplemen pelengkap yang lebih cepat pula.
Tapi hebatnya R. Basuki Abdulah bisa tetap melakukan memadukan kontemporernya sebagai pelukis feodal berpoligami di jaman modern tanpa berpoligami ala Syekh Puji.
Beda memang karena R. Basuki Abdulah ialah pelukis feodal yang kaya, coba di banding pelukis feodal miskin seperti penulis, lebih susah realita keadaaannya, apalagi di jaman sejak KIB SBY kini yang menteri2/DPRnya katanya ada yang berpoligami, padahal kedudukan mereka sebagai pejabat tinggi, lain jika di banding R. Basuki Abdulah sebagai pelukis feodal yang sukses dan kaya bukan ber kedudukan tinggi sebagai pejabat negara yang mesti konsekuen memberi teladan negarawan.
Maslahat dari berpoligami yang sehat dan bahagia adalah pada soal kesehatan jasmani mempengaruhi usia, yang di temukan pada sejarah laki-laki yang berpoligami demikian. Seperti di temukan pada contoh Ki Sunan Gunung Jati sebagai Sultan kaya yang berpoligami 4, menikah hingga 6 kali dengan isteri-isteri yang puteri cantik-cantik bahenol semua,dari puteri Sunan-sunan, hingga puteri Kaisar Cina, Ong Tien yang kaya-raya yang juga menjadi bendaharanya, dan berusia hingga 109 tahun, Insya Alloh. Padahal di temukan di realita kebanyakan laki-laki yang monogami mangkat lebih cepat dari isterinya, apalagi yang tidak menikah.
Dan hikmat Ki Sunan Gunung Jati berpoligami yang di temukan penafsirannya penulis adalah untuk tujuan pemanfaatan di samping dasar rasa suka sama suka ( rasa kerelaan, empati dan keenakan hati ), bukan untuk pelecehan harga diri perempuan. Bukannya Syekh Gozali juga berkata rasa adalah berhubungan dengan kepuasan batin. Dan laki-laki yang berkedudukan tinggi semisal sebagai feodal sekaligus sebagai raja dan pelukis yang ingin jadi maestro terdapat keinginan sejahtera prasarana dan kesehatan seksualnya. Karena juga berhubungan dengan untuk suplemen mendukung aktifitas proses pekerjaan dan profesionalismenya yang nyata berpeluang lebih cepat di temukan dan di dapat.
Tapi soal Don Yuannya ingin juga ketika belum dapat jodoh bini nyata. Don Yuan sebagai obat pengisi rasa sepi dan kemarau sebagai musim panasnya bujangan, seperti cerita para pemuda Raden Mataram untuk bebas aktif melepas masa lajangnya mencari Pergiwa, atau Sembadra, Dewi Maerah hingga Dewi Suralaya sejak jaman pewayangan hingga masa pasca kemerdekaan lampau.
Manusia adalah manusia, perikemanusiaan dan kemanusiawian sesuai bidangnya masing-masing.
Nasib kesejahteraan manusia salah satunya di tentukan dari faktor keberuntungannya.
Dan mengingat mater pelajaran agama Islam dari sekolah menengah, mengenai Syukur Nikmat juga jangan sampai mengabaikan suatu manfaat supaya tidak menjadi mubazir ( penyia-nyiaan kesempatan manfaat ).
Seperti terdapat di salah satu lukisannya, Joko Tarub, seperti merepresentasikan jiwa R. Basuki Abdulah, pelukis ningrat don yuan yang dekat berasmara dengan gadis-gadis cantik.
Kalau melihat lukisannya Joko Tarub, penulis jadi teringat kenangan waktu remaja ABG di Sari Ater, Ciater Jawa Barat. Waktu itu penulis di ajak ( alm ) bapak mencari makan menjelang malam dan melewati bagian area air terjun mata air panas kemudian melihat sekumpulan perempuan hingga gadis yang mandi di sana.
Karena juga sedang bersama bapak, bapak langsung mengajak buru-buru lewat, walau penulis sempat mencuri kesempatan melihat pemandangan live show Joko Tarub.
Penulis jadi ingat juga waktu baru tiba bertemu sekumpulan gadis-gadis mahasiswa yang juga baru tiba dan kebetulan bersampingan rumah bilik Sunda penginapannya.
Menemukan, ternyata pemandangan lukisan Joko Tarub Basuki Abdulah riil. Realita yang tidak selalu realisme sosialis menjemukan.
Dan unsur pendukung lagi keberhasilan R. Basuki Abdulah adalah prinsipnya, yakni Seni adalah bisnis, dan bisnis adalah seni.” Prinsip kalimat yang sederhana, tapi amooy Indonesia molek.
Cita-cita menciptakan negara Indonesia molek adalah gagasan dari seniman founding fathers Indonesia sejak dulu yang juga berdialog dengan Presiden RI Soekarno.
Bahkan terdapat tulisan di artikel dulu, bagaimana Presiden Soekarno ketika walau sedang berkumpul dengan para pejabat negara atau Jenderal, perwira tinggi militer/polisi kemudian ketika kedatangan pelukis/seniman malah menyuruh pejabatnya keluar dari ruangannya dan menyuruh masuk kemudian ngobrol lama dengan pelukis dan seniman di ruang istana merdeka seperti Affandi, S.Soedjojono, atau R. Basuki Abdulah yang datang bersamanya.
Ini bagian tanda sejarah bahwa kedudukan pendapat ulama dan seniman ( apalagi seniman yang hidupnya merakyat/ seniman realisme sosialis bukan selebriti kapitalis ) lebih di utamakan Presiden Soekarno daripada pejabat atau perwira tinggi militer dan polisi.
Tanda Presiden Soekarno memberi sinyalemen untuk menghargai kejujuran suara pengamatan realisme sosialisnya dari kalangan ulama, seniman rakyat ( lekra/ lembaga kesenian rakyat di masa orla), pemuda laskar rakyat dan rakyat bawah, nasakom lebih di utamakan daripada pejabat atau perwira tinggi pangkat militer atau polisi, tapi rawan kibul lantaran di curigai menyalahgunakan kedudukan tingginya di negara.
Revolusi juga identik perjuangan Fidel Castro, Ernesto Castro dan Che Guevara melawan kapitalisme pengkhianatan.
Hebatnya orang dulu amoy-amoy hindia (Indonesia) molek ,dan hasil karyanya juga bagus-bagus. Dan kapan lagi bangsa Indonesia dapat lagi merasakan kemolekan berbangsa bernegaranya?
Seperti kata peneliti kesehatan kini, orang yang kesehatan seksualnya sehat, juga mendukung aktifitas kerja profesinya.
Sudah sejak lama Indonesia juga terkenal akan kepeloporannya menghasilkan karya seni yang bermutu bagus dan tinggi/ profesional.
Di abad 18 m., Raden Saleh telah menghasilkan karya seni rupa modern yang menjadi tanda keberadaan Indonesia sebagai pelopor seni rupa modern di Asia sedari jamannya.
Baru di tahun 1960-an kedudukan prestasi Indonesia sebagai macan Asia pelopor seni rupa modern tergeser Jepang, ketika munculnya pelukis pop art digital Jepang, Tadanori Yokoo.
Seperti Rudi Hartono menjadi pelopor jawara bulutangkis All England 7 X berturut-turut. Menjadikan kebanggaan Indonesia sebagai Macan Asia Utama. Di pelopori dari prestasi Indonesia di Seni Rupa dan Bulutangkis sedari masa-masa Raden Saleh, Raden Basuki Abdulah, Affandi, Rudi Hartono dan Liem Swie King, pelopor penciptaan King of Smash.
Makanya di kalangan seni rupa dan desainer, terdapat pengejawantahan akademis, bahwa pelukis adalah induknya ( kasepuhan ) seni rupa dan desain.
Bahkan almarhum Steve Jobs, pendiri Apple dan Mac Intosh ketika dalam proses awal mendirikan perusahaannya mengutip ucapan pelukis Pablo Picasso, “ Seniman yang bagus mengkopi, tapi seniman terbagus adalah yang mencuri kesempatan inovasi. “
Tapi sempilan kenyataan kini, untuk menjadi seniman terbagus di bidangnya, juga memerlukan prasarana / infrastruktur istimewa.
Maka marilah berkompetisi dengan sportif atau jurdil. Lets make fun fairplay.
Sejak di Sekolah Menengah, penulis dalam pelajaran agama Islam mendapatkan materi pelajaran yang paling di ingat adalah mengenai ikhtiar dan syukur nikmat. Materi pelajaran ta’lim agama Islam dari bagian yang sedikit di ingat penulis, tapi sudah cukup menjadi elemen prasarana dalam menjalani kehidupan.
Bukankah Nabi SAW., juga bersabda, “ Sampaikan walau satu ayat.” Nabi SAW., juga bersabda,” membaca Qur’an satu huruf saja sudah memuat 10 kebaikan.” Walau sedikit dari pengetahuan agama Islam, tapi kalau sudah cukup bermanfaat jika di amalkan dalam kehidupan nyata, sudah termasuk amal ibadah.
Menyampaikan amanat, menegakkan keadilan, ikhtiar, syukur nikmat, bukannya sudah termasuk elemen primer dalam kehidupan jika di amalkan nyata.
Dan ironis kontroversialnya di masa kini, justru para koruptor yang mendapat prasarana istimewa dari harta negara, jauh berbeda di masa Raja-raja kuno Nusantara, founding fathers hingga masa orde baru Soeharto atau mantan Presiden AS, Ronald Reagan ketika membangun museum dan galeri raksasa di New York.
Apalagi sejak memasuki antara pasca orde baru hingga masa KIB SBY, prestasi Indonesia beralih menjadi prestasi negara yang memalukan, yaitu sebagai negara rangking terkorup di dunia. Atau prestasi sebagai termasuk negara yang terzolim di dunia. Ironisnya.
Negara pengkhianat bangsanya sendiri. Sudah di demo gagal, di suarakan banyak rakyat untuk turun melepaskan jabatan, malah terus menempel di kursi panas dan menyalahgunakan jabatan. Justru terpuruknya kemajuan segenap bangsa negara di akibatkan oleh para pengkhianat dari kejahatan pembesar negaranya sendiri dan usikan terorisme. Semakin terpuruk memburuk, jelek, terusik dan menjauh dari cita-cita segenap bangsa merasakan enaknya kemolekan Indonesia.
Dan kapan lagi bangsa Indonesia dapat lagi merasakan kemolekan berbangsa bernegaranya yang berkeadilan, sejahtera, aman, nyaman, tenteram, berkemanusiawian dan menyenangkan?
Tapi manusia ialah manusia.
Wallohu a’lam bishowab. Wabilahi taufik wal hidayah.

Sabtu, 01 Oktober 2011

QS AN-NUR: 32. Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak ( menikah ) dari hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, ALLOH akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan ALLOH Maha Luas ( pemberian-Nya ), Maha Mengetahui.

Terdapat cerita di jaman Nabi SAW., terdapat seorang miskin yang hendak menikah. Nabi SAW., mengatakan apa yang kamu punya sebagai mahar? Apakah kamu punya cincin besi? Si orang miskin menjawab tidak punya. Nabi SAW., bertanya lagi, "apa yang kamu punya?" Si orang miskin menjawab saya hanya punya selembar kain tapi untuk menutupi badan. Nabi SAW., bertanya lagi, " Apakah kamu hafal surat Qur'an?" Si orang miskin menjawab," Iya saya hafal salah satu surat pendek." Nabi SAW., berkata," kalau begitu dengan hafalan surat Qur'anmu maharnya."

Jumat, 30 September 2011

La Muerta t-shirt illustrations on the Behance Network

La Muerta t-shirt illustrations on the Behance Network

Battle of Ain Jalut: Mamluks Beat Mongols at Goliath’s Spring | The American Legion's BurnPit

Battle of Ain Jalut: Mamluks Beat Mongols at Goliath’s Spring | The American Legion's BurnPit

Kisah Teladan: Perang Uhud (I)

Kisah Teladan: Perang Uhud (I)

PEPERANGAN UHUD ( SETELAH PERANG BADAR )

BAB 15. PERANG UHUD Persiapan Quraisy di Mekah SEJAK terjadinya perang Badr pihak Quraisy sudah tidak pernah tenang lagi. Juga penstiwa Sawiq tidak membawa keuntungan apa-apa buat mereka. Lebih-lebih karena kesatuan Zaid b. Haritha telah berhasil mengambil perdagangan mereka ketika mereka hendak pergi ke Syam melalui jalan Irak. Hal ini mengingatkan mereka pada korban-korban Badr dan menambah besar keinginan mereka hendak membalas dendam. Bagaimana Quraisy akan dapat melupakan peristiwa itu, sedang mereka adalah bangsawan-bangsawan dan pemimpin-pemimpin Mekah, pembesar-pembesar yang angkuh dan punya kedudukan terhormat? Bagaimana mereka akan dapat melupakannya, padahal wanita-wanita Mekah selalu ingat akan korban-korban yang terdiri dari anak, atau saudara, bapak, suami atau teman sejawat? Mereka selalu berkabung, selalu menangisi dan meratapi. Demikianlah keadaannya. Orang-orang Quraisy sejak Abu Sufyan b. Harb datang membawa kafilahnya dari Syam, yang telah menyebabkan timbulnya perang Badr, begitu juga mereka yang selamat kembali dan Badr, telah menghentikan kafilah dagang itu di Dar'n-Nadwa. Pembesar-pembesar mereka yang terdiri dari Jubair b. Mut'im, Shafwan b. Umayya' 'Ikrima b. Abi Jahl, Harith b. Hisyam, Huaitib b. Abd'l-'Uzza dan yang lain, telah mencapai kata sepakat, bahwa kafilah dagang itu akan dijual, keuntungannya akan disisihkan dan akan dipakai menyiapkan angkatan perang guna memerangi Muhammad, dengan memperbesar jumlah dan perlengkapannya. Selanjutnya tenaga kabilah-kabilah akan dikerahkan dan supaya ikut serta bersama-sama dengan Quraisy menuntut balas terhadap kaum Muslimin. Ikut pula dikerahkan di antaranya Abu 'Azza penyair yang telah dimaafkan oleh Nabi dan antara tawanan perang Badr. Begitu juga kabilah Ahabisy2 yang mau ikut mereka dikerahkan pula. Wanita-wanita pun mendesak akan ikut pergi berperang. Mereka berunding lagi. Ada yang berpendapat supaya kaum wanita juga ikut serta. "Biar mereka bertugas merangsang kemarahan kamu, dan mengingatkan kamu kepada korban-korban Badr. Kita adalah masyarakat yang sudah bertekad mati, tidak akan pulang sebelum sempat melihat mangsa kita, atau kita sendiri mati untuk itu." "Saudara-saudara dari Quraisy," kata yang lain lagi. "Melepaskan wanita-wanita kita kepada musuh, bukanlah suatu pendapat yang baik. Apabila kalian mengalami kekalahan, wanita-wanita kitapun akan tercemar." Sementara mereka sedang dalam perundingan itu tiba-tiba Hindun bt. 'Utba, isteri Abu Sufyan berteriak kepada mereka yang menentang ikut sertanya kaum wanita itu: "Kamu yang selamat dari perang Badr kamu kembali kepada isterimu. Ya. Kita berangkat dan ikut menyaksikan peperangan. Jangan ada orang yang menyuruh kami pulang, seperti gadis-gadis kita dulu dalam perjalanan ke Badr disuruh kembali ketika sudah sampai di Juhfa.3 Kemudian orang-orang yang menjadi kesayangan kita waktu itu terbunuh, karena tak ada orang yang dapat memberi semangat kepada mereka." Berangkat perang Akhirnya pihak Quraisy berangkat dengan membawa kaum wanitanya juga, dipimpin oleh Hindun. Dialah orang paling panas hati ingin membalas dendam, karena dalam peristiwa Badr itu ayahnya, saudaranya dan orang-orang yang dicintainya telah mati terbunuh. Keberangkatan Quraisy dengan tujuan Medinah yang disiapkan dari Dar'n-Nadwa itu terdiri dan tiga brigade. Brigade terbesar dipimpin oleh Talha b. Abi Talha terdiri dari 3000 orang. Kecuali 100 orang saja dari Thaqif,4 selebihnya semua dari Mekah, termasuk pemuka-pemuka, sekutu-sekutu serta golongan Ahabisynya. Perlengkapan dan senjata tidak sedikit yang mereka bawa, dengan 200 pasukan berkuda dan 3000 unta, di antaranya 700 orang berbaju besi. Sesudah ada kata sepakat, sekarang sudah siap mereka akan berangkat. Sementara itu 'Abbas b. Abd'l-Muttalib, paman Nabi, yang juga berada di tengah-tengah mereka, dengan teliti dan saksama sekali memperhatikan semua kejadian itu. Disamping kesayangannya pada agama nenek-moyangnya dan agama golongannya sendiri, juga Abbas mempunyai rasa solider dan sangat mengagumi Muhammad. Masih ingat ia perlakuannya yang begitu baik ketika perang Badr. Mungkin karena rasa kagum dan solidernya itu yang membuat dia ikut Muhammad menyaksikan Ikrar 'Aqaba dan berbicara kepada Aus dan Khazraj bahwa kalau mereka tidak akan dapat mempertahankan kemenakannya itu seperti mempertahankan isteri dan anak-anak mereka sendiri, biarkan sajalah keluarganya sendiri yang melindunginya, seperti yang sudah-sudah. Hal inilah yang mendorongnya - tatkala diketahuinya keputusan Quraisy akan berangkat dengan kekuatan yang begitu besar - sampai ia menulis surat menggambarkan segala tindakan, persiapan dan perlengkapan mereka itu. Surat itu diserahkannya kepada seseorang dari kabilah Ghifar supaya disampaikan kepada Nabi. Dan orang inipun sampai di Medinah dalam tiga hari, dan surat itupun diserahkan. Dalam pada itu pasukan Quraisypun sudah pula berangkat sampai di Abwa'. Ketika melalui makam Aminah bt. Wahb, timbul rasa panas hati beberapa orang yang pendek pikiran. Terpikir oleh mereka akan membongkarnya. Tetapi pemuka-pemuka mereka menolak perbuatan demikian; supaya jangan kelak menjadi kebiasaan Arab. "Jangan menyebut-nyebut soal ini," kata mereka. "Kalau ini kita lakukan, Banu Bakr dan Banu Khuza'a akan membongkar juga kuburan mayat-mayat kita." Quraisy meneruskan perjalanan sampai di 'Aqiq, kemudian; mereka berhenti di kaki gunung Uhud, dalam jarak lima mil dari Medinah. Bagaimana Muhammad mengetahui Orang dari Ghifar yang diutus oleh Abbas b. Abd'l-Muttalib membawa surat ke Medinah itu telah sampai. Setelah diketahuinya berada di Quba', ia langsung pergi ke sana dan dijumpainya Muhammad di depan pintu mesjid sedang menunggang keledai Diserahkannya surat itu kepadanya, yang kemudian dibacakan oleh Ubay b. Ka'b. Muhammad minta isi surat itu supaya dirahasiakan, dan ia kembali ke Medinah langsung menemui Sa'd ibn'l-Rabi' di rumahnya. Diceritakannya apa yang telah disampaikan 'Abbas kepadanya itu dan juga dimintanya supaya hal itu dirahasiakan. Akan tetapi isteri Sa'd yang sedang dalam rumah waktu itu mendengar juga percakapan mereka, dan dengan demikian sudah tentu tidak lagi hal itu menjadi rahasia. Dua orang anak-anak Fudzala, yaitu Anas dan Mu'nis, oleh Muhammad ditugaskan menyelidiki keadaan Quraisy. Menurut pengamatan mereka kemudian ternyata Quraisy sudah mendekati Medinah. Kuda dan unta mereka dilepaskan di padang rumput sekeliling Medinah. Di samping dua orang itu kemudian Muhammad mengutus lagi Hubab ibn'l-Mundhir bin'l-Jamuh. Setelah keadaan mereka itu disampaikan kepadanya seperti dikabarkan oleh 'Abbas, Nabi s.a.w. jadi terkejut sekali. Ketika kemudian Salama b. Salama keluar, ia melihat barisan depan pasukan kuda Quraisy sudah mendekati Medinah, bahkan sudah hampir memasuki kota. Ia segera kembali dan apa yang dilihatnya itu disampaikannya kepada masyarakatnya. Sudah tentu pihak Aus dan Khazraj, begitu juga semua penduduk Medinah merasa kuatir sekali akan akibat serbuan ini, yang dalam sejarah perang, Quraisy belum pernah mengadakan persiapan sebaik itu. Pemuka-pemuka Muslimin dari penduduk Medinah malam itu berjaga-jaga dengan senjata di mesjid guna menjaga keselamatan Nabi. Sepanjang malam itu seluruh kota dijaga ketat. Muslimin bermusyawarah: bertahan di Medinah atau menyongsong musuh di luar Keesokan harinya orang-orang terkemuka dari kalangan Muslimin dan mereka yang pura-pura Islam - atau orang-orang munafik seperti disebutkan waktu itu dan seperti dilukiskan pula oleh Qur'an - oleh Nabi diminta berkumpul; lalu mereka sama-sama bermusyawarah, bagaimana seharusnya menghadapi musuh Nabi 'alaihi's-salam berpendapat akan tetap bertahan dalam kota dan membiarkan Quraisy di luar kota. Apabila mereka mencoba menyerbu masuk kota maka penduduk kota ini akan lebih mampu menangkis dan mengalahkan mereka. Abdullah b. Ubay b. Salul mendukung pendapat Nabi itu dengan mengatakan: "Rasulullah, biasanya kami bertempur di tempat ini, kaum wanita dan anak-anak sebagai benteng kami lengkapi dengan batu. Kota kami sudah terjalin dengan bangunan sehingga ia merupakan benteng dari segenap penjuru. Apabila musuh sudah muncul, maka wanita-wanita dan anak-anak melempari mereka dengan batu. Kami sendiri menghadapi mereka di jalan-jalan dengan pedang. Rasulullah, kota kami ini masih perawan, belum pernah diterobos orang. Setiap ada musuh menyerbu kami ke dalam kota ini kami selalu dapat menguasainya, dan setiap kami menyerbu musuh keluar, maka selalu kami yang dikuasai. Biarkanlah mereka itu. Rasulullah. Ikutlah pendapat saya dalam hal ini. Saya mewarisi pendapat demikian ini dari pemuka-pemuka dan ahli-ahli pikir golongan kami." Apa yang dikatakan oleh Abdullah b. Ubayy itu adalah merupakan pendapat terbesar sahabat-sahabat Rasulullah - baik Muhajirin ataupun Anshar, mereka sependapat dengan Rasul a.s. Akan tetapi pemuda-pemuda yang bersemangat yang belum mengalami perang Badr - juga orang-orang yang sudah pernah ikut dan mendapat kemenangan disertai hati yang penuh iman, bahwa tak ada sesuatu kekuatan yang dapat mengalahkan mereka - lebih suka berangkat keluar menghadapi musuh di tempat mereka berada. Mereka kuatir akan disangka segan keluar dan mau bertahan di Medinah karena takut menghadapi musuh. Seterusnya apabila mereka ini di pinggiran dan di dekat kota akan lebih kuat dari musuh. Ketika dulu mereka di Badr penduduk tidak mengenal mereka samasekali. Salah seorang diantara mereka ada yang berkata: "Saya tidak ingin melihat Quraisy kembali ketengah-tengah golongannya lalu mengatakan: Kami telah mengepung Muhammad di dalam benteng dan kubu-kubu Yathrib. Ini akan membuat Quraisy lebih berani. Mereka sekarang sudah menginjak-injak daun palm kita. Kalau tidak kita usir mereka dari kebun kita, kebun kita tidak akan dapat ditanami lagi. Orang-orang Quraisy yang sudah tinggal selama setahun dapat mengumpulkan orang, dapat menarik orang-orang Arab, dari badwinya sampai kepada Ahabisynya. Kemudian, dengan membawa kuda dan mengendarai unta, mereka kini telah sampai ke halaman kita. Mereka akan mengurung kita di dalam rumah kita sendiri? Didalam benteng kita sendiri? Lalu mereka pulang kembali dengan kekayaan tanpa mengalami luka samasekali. Kalau kita turuti, mereka akan lebih berani. Mereka akan menyerang kita dan menaklukkan daerah-daerah kita. Kota kita akan berada dibawah pengawasan mereka. Kemudian jalan kitapun akan mereka potong." Selanjutnya penganjur-penganjur yang menghendaki supaya keluar menyongsong musuh masing-masing telah berbicara berturut-turut. Mereka semua mengatakan, bahwa bila Tuhan memberikan kemenangan kepada mereka atas musuh itu, itulah yang mereka harapkan, dan itu pula kebenaran yang telah dijanjikan Tuhan kepada RasulNya. Kalaupun mereka mengalami kekalahan dan mati syahid pula, mereka akan mendapat surga. Kata-kata yang menanamkan semangat keberanian dan mati syahid ini, sangat menggetarkan hati mereka. Jiwa mereka tergugah semua untuk sama-sama menempuh arus ini, untuk berbicara dengan nada yang sama. Waktu itu, bagi orang-orang yang kini sedang berhadap-hadapan dengan Muhammad, orang-orang yang hatinya sudah penuh dengan iman kepada Allah dan RasulNya, kepada Qur'an dan Hari Kemudian, yang tampak di hadapan mereka hanyalah wajah kemenangan terhadap musuh agresor itu. Pedang-pedang mereka akan mencerai-beraikan musuh itu, akan membuat mereka. centang-perenang, dan rampasan perang akan mereka kuasai. Lukisan surga adalah bagi mereka yang terbunuh di jalan agama. Di tempat itu akan terdapat segala yang menyenangkan hati dan mata, akan bertemu dengan kekasih yang juga sudah turut berperang dan mati syahid. "Ucapan yang sia-sia tidak mereka dengar di tempat itu, juga tidak yang akan membawa dosa. Yang ada hanyalah ucapan "Damai! Damai!" (Qur'an, 56: 25-26) "Mudah-mudahan Tuhan memberikan kemenangan kepada kita, atau sebaliknya kita mati syahid," kata Khaithama Abu Sa'd b. Khaithama. "Dalam perang Badr saya telah meleset. Saya sangat mendambakannya sekali, sehingga begitu besarnya kedambaan saya sampai saya bersama anak saya turut ambil bagian dalam pertempuran itu. Tapi kiranya dia yang beruntung; ia telah gugur, mati syahid. Semalam saya bermimpi bertemu dengan anak saya, dan dia berkata: Susullah kami, kita bertemu dalam surga. Sudah saya terima apa yang dijanjikan Tuhan kepada saya. Ya Rasulullah, sungguh rindu saya akan menemuinya dalam surga. Saya sudah tua, tulang sudah rapuh. Saya ingin bertemu Tuhan." Kalah dan menang Setelah jelas sekali suara terbanyak ada pada pihak yang mau menyerang dan menghadapi musuh di luar kota, Muhammad berkata kepada mereka: "Saya kuatir kamu akan kalah." Tetapi mereka ingin berangkat juga. Tak ada jalan lain iapun menyerah kepada pendapat mereka. Cara musyawarah ini sudah menjadi undang-undang dalam kehidupannya. Dalam sesuatu masalah ia tidak mau bertindak sendiri, kecuali yang sudah diwahyukan Tuhan kepadanya. Hari itu hari Jum'at. Nabi memimpin sembahyang jamaah, dan kepada mereka diberitahukan, bahwa atas ketabahan hati mereka itu, mereka akan beroleh kemenangan. Lalu dimintanya mereka bersiap-siap menghadapi musuh. Selesai sembahyang Asar Muhammad masuk kedalam rumahnya diikuti oleh Abu Bakr dan Umar. Kedua orang ini memakaikan sorban dan baju besinya dan ia mengenakan pula pedangnya. Sementara ia tak ada di tempat itu orang di luar sedang ramai bertukar pikiran. Usaid b. Hudzair dan Sa'd b. Mu'adh - keduanya termasuk orang yang berpendapat mau bertahan dalam kota berkata kepada mereka yang berpendapat mau menyerang musuh di luar: "Tuan-tuan mengetahui, Rasulullah berpendapat mau bertahan dalam kota, lalu tuan-tuan berpendapat lain lagi, dan memaksanya bertempur ke luar. Dia sendiri enggan berbuat demikian. Serahkan sajalah soal ini di tangannya. Apa yang diperintahkan kepadamu, jalankanlah. Apabila ada sesuatu yang disukainya atau ada pendapatnya, taatilah." Mendengar keterangan itu mereka yang menyerukan supaya menyerang saja, jadi lebih lunak. Mereka menganggap telah menentang Rasul mengenai sesuatu yang mungkin itu datang dari Tuhan. Setelah kemudian Nabi datang kembali ke tengah-tengah mereka, dengan memakai baju besi dan sudah pula mengenakan pedangnya, mereka yang tadinya menghendaki supaya mengadakan serangan berkata: "Rasulullah, bukan maksud kami hendak menentang tuan. Lakukanlah apa yang tuan kehendaki. Juga kami tidak bermaksud memaksa tuan. Soalnya pada Tuhan, kemudian pada tuan." "Kedalam pembicaraan yang semacam inilah saya ajak tuan-tuan tapi tuan-tuan menolak," kata Muhammad. "Tidak layak bagi seorang nabi yang apabila sudah mengenakan pakaian besinya lalu akan menanggalkannya kembali, sebelum Tuhan memberikan putusan antara dirinya dengan musuhnya. Perhatikanlah apa yang saya perintahkan kepada kamu sekalian, dan ikuti. Atas ketabahan hatimu, kemenangan akan berada di tanganmu." Demikianlah prinsip musyawarah itu oleh Muhammad sudah dijadikan undang-undang dalam kehidupannya. Apabila sesuatu masalah yang dibahas telah diterima dengan suara terbanyak, maka hal itu tak dapat dibatalkan oleh sesuatu keinginan atau karena ada maksud-maksud tertentu. Sebaliknya ia harus dilaksanakan, tapi orang yang akan melaksanakannya harus pula dengan cara yang sebaik-baiknya dan diarahkan ke suatu sasaran yang yang akan mencapai sukses. Nabi berangkat dari Medinah Sekarang Muhammad berangkat memimpin kaum Muslimin menuju Uhud. Di Syaikhan5 ia berhenti. Dilihatnya di tempat itu ada sepasukan tentara yang identitasnya belum dikenal. Ketika ditanyakan, kemudian diperoleh keterangan, bahwa mereka itu orang-orang Yahudi sekutu Abdullah b. Ubayy. Lalu kata Nabi 'alaihi'ssalam: "Jangan minta pertolongan orang-orang musyrik dalam melawan orang musyrik, - sebelum mereka masuk Islam." Dalam pada itu orang-orang Yahudi itupun kembali ke Medinah. Lalu kata sekutu Ibn Ubayy itu: "Kau sudah menasehatinya dan sudah kauberikan pendapatmu berdasarkan pengalaman orang-orang tua dahulu. Sebenarnya dia sependapat dengan kau. Lalu dia menolak dan menuruti kehendak pemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya." Percakapan mereka itu sangat menyenangkan hati Ibn Ubayy. Keesokan harinya ia berbalik menggabungkan diri dengan pasukan teman-temanya itu. Tinggal lagi Alabi dengan orang-orang yang benar-benar beriman, yang berjumlah 700 orang, akan berperang menghadapi 3000 orang terdiri dan orang-orang Quraisy Mekah, yang kesemuanya sudah memikul dendam yang tak terpenuhi ketika di Badr. Semua mereka ingin menuntut balas. Pagi-pagi sekali; kaum Muslimin berangkat menuju Uhud. Lalu mereka memotong jalan sedemikian rupa sehingga pihak musuh itu berada di belakang mereka. Selanjutnya Muhammad mengatur barisan para sahabat. Limapuluh orang barisan pemanah ditempatkan di lereng-lereng gunung, dan kepada mereka diperintahkan: "Lindungi kami dan belakang, sebab kita kuatir mereka akan mendatangi kami dari belakang. Dan bertahanlah kamu di tempat itu, jangan ditinggalkan. Kalau kamu melihat kami dapat menghancurkan mereka sehingga kami memasuki pertahanan mereka, kamu jangan meninggalkan tempat kamu. Dan jika kamu lihat kami yang diserang jangan pula kami dibantu, juga jangan kami dipertahankan. Tetapi tugasmu ialah menghujani kuda mereka dengan panah, sebab dengan serangan panah kuda itu takkan dapat maju." Selain pasukan pemanah, yang lain tidak diperbolehkan menyerang siapapun, sebelum ia memberi perintah menyerang. Adapun pihak Quraisy merekapun juga sudah menyusun barisan. Barisan kanan dipimpin oleh Khalid bin'l-Walid sedang sayap kin dipimpin oleh 'Ikrima b. Abi Jahl. Bendera diserahkan kepada Abd'l 'Uzza Talha b. Abi Talha. Wanita-wanita Quraisy sambil memukul tambur dan genderang berjalan di tengah-tengah barisan itu. Kadang mereka di depan barisan, kadang di belakangnya. Mereka dipimpin oleh Hindun bt. 'Utba, isteri Abu Sufyan, seraya bertenak-teriak: Hayo, Banu Abd'd-Dar Hayo, hayo pengawal barisan belakang Hantamlah dengan segala yang tajam. Kamu maju kami peluk Dan kami hamparkan kasur yang empuk Atau kamu mundur kita berpisah Berpisah tanpa cinta. Berhadapan dengan lawan Kedua belah pihak sudah siap bertempur. Masing-masing sudah mengerahkan pasukannya. Yang selalu teringat oleh Quraisy ialah peristiwa Badr dan korban-korbannya. Yang selalu teringat oleh kaum Muslimin ialah Tuhan serta pertolonganNya. Muhammad berpidato dengan memberi semangat dalam menghadapi pertempuran itu. Ia menjanjikan pasukannya akan mendapat kemenangan apabila mereka tabah. Sebilah pedang dipegangnya sambil ia berkata: "Siapa yang akan memegang pedang ini guna disesuaikan dengan tugasnya?" Beberapa orang tampil. Tapi pedang itu tidak pula diberikan kepada mereka. Kemudian Abu Dujana Simak b. Kharasya dari Banu Sa'ida tampil seraya berkata: "Apa tugasnya, Rasulullah?" "Tugasnya ialah menghantamkan pedang kepada musuh sampai ia bengkok," jawabnya. Abu Dujana seorang laki-laki yang sangat berani. Ia mengenakan pita (kain) merah. Apabila pita merah itu sudah diikatkan orangpun mengetahui, bahwa ia sudah siap bertempur dan waktu itupun ia sudah mengeluarkan pita mautnya itu. Pedang diambilnya, pita dikeluarkan lalu diikatkannya di kepala. Kemudian ia berlagak di tengah-tengah dua barisan itu seperti biasanya apabila ia sudah siap menghadapi pertempuran. "Cara berjalan begini sangat dibenci Allah, kecuali dalam bidang ini," kata Muhammad setelah dilihatnya orang itu berlagak. Orang pertama yang mencetuskan perang di antara dua pihak itu adalah Abu 'Amir 'Abd 'Amr b. Shaifi al-Ausi (dari Aus). Orang ini sengaja pindah dari Medinah ke Mekah hendak membakar semangat Quraisy supaya memerangi Muhammad. Ia belum pernah ikut dalam perang Badr. Sekarang ia menerjunkan diri dalam perang Uhud dengan membawa lima belas orang dari golongan Aus. Ada juga budak-budak dari penduduk Mekah yang juga dibawanya. Menurut dugaannya, apabila nanti ia memanggil-manggil orang-orang Islam dari golongan Aus yang ikut berjuang di pihak Muhammad, niscaya mereka akan memenuhi panggilannya, akan berpihak kepadanya dan membantu Quraisy. "Saudara-saudara dari Aus! Saya adalah Abu 'Amir!" teriaknya memanggil-manggil. Tetapi Muslimin dari kalangan Aus itu membalas: "Tuhan takkan memberikan kesenangan kepadamu, durhaka!" Perangpun lalu pecah. Budak-budak Quraisy serta 'Ikrima b. Abi Jahl yang berada di sayap kiri, berusaha hendak menyerang Muslimin dari samping, tapi pihak Muslimin menghujani mereka dengan batu sehingga Abu 'Amir dan pengikut-pengikutnya lari tunggang-langgang. Ketika itu juga Hamzah b. Abd'l-Muttalib berteriak, membawa teriakan perang Uhud: "Mati, mati!" Lalu ia terjun ketengah-tengah tentara Quraisy itu. Ketika itu Talha b. Abi Talha, yang membawa bendera tentara Mekah berteriak pula: "Siapa yang akan duel?" Lalu Ali b. Abi Talib tampil menghadapinya. Dua orang dari dua barisan itu bertemu. Cepat-cepat Ali memberikan satu pukulan, yang membuat kepala lawannya itu belah dua. Nabi merasa lega dengan itu. Ketika itu juga kaum Muslimin bertakbir dan melancarkan serangannya. Dengan pedang Nabi di tangan dan mengikatkan pita maut di kepala, Abu Dujane pun terjun kedepan. Dibunuhnya setiap orang yang dijumpainya. Barisan orang-orang musyrik jadi kacau-balau. Kemudian ia melihat seseorang sedang mencencang-cencang sesosok tubuh manusia dengan keras sekali. Diangkatnya pedangnya dan diayunkannya kepada orang itu. Tetapi ternyata orang itu adalah Hindun bt. 'Utba. Ia mundur. Terlalu mulia rasanya pedang Rasul akan dipukulkan kepada seorang wanita. Dengan secara keras sekali pihak Quraisypun menyerbu pula ke tengah-tengah pertempuran itu. Darahnya sudah mendidih ingin menuntut balas atas pemimpin-pemimpin dan pemuka-pemuka mereka yang sudah tewas setahun yang lalu di Badr. Dua kekuatan yang tidak seimbang itu, baik jumlah orang maupun perlengkapan, sekarang berhadap-hadapan. Kekuatan dengan jumlah yang besar ini motifnya adalah balas-dendam, yang sejak perang Badr tidak pernah reda. Sedang jumlah yang lebih kecil motifnya adalah: pertama mempertahankan akidah, mempertahankan iman dan agama Allah, kedua mempertahankan tanah air dan segala kepentingannya. Mereka yang menuntut bela itu terdiri dari orang-orang yang lebih kuat dan jumlah pasukan yang lebih besar. Di belakang mereka itu kaum wanita turut pula mengobarkan semangat. Tidak sedikit di antara mereka yang membawa budak-budak itu menjanjikan akan memberikan hadiah yang besar apabila mereka dapat membalaskan dendam atas kematian seorang bapa, saudara, suami atau orang-orang yang dicintai lainnya, yang telah terbunuh di Badr. Hamzah b. Abd'l-Muttalib adalah seorang pahlawan Arab terbesar dan paling berani. Ketika terjadi perang Badr dialah yang telah menewaskan ayah dan saudara Hindun, begitu juga tidak sedikit orang-orang yang dicintainya yang telah ditewaskan. Seperti juga dalam perang Badr, dalam perang Uhud inipun Hamzah adalah singa dan pedang Tuhan yang tajam. Ditewaskannya Arta b. 'Abd Syurahbil, Siba' b. 'Abd'l-'Uzza al-Ghubsyani, dan setiap musuh yang dijumpainya nyawa mereka tidak luput dari renggutan pedangnya. Sementara itu Hindun bt. 'Utba telah pula menjanjikan Wahsyi, orang Abisinia dan budak Jubair (b. Mut'im) akan memberikan hadiah besar apabila ia berhasil membunuh Hamzah. Begitu juga Jubair b. Mut'im sendiri, tuannya, yang pamannya telah terbunuh di Badr, mengatakan kepadanya: "Kalau Hamzah paman Muhammad itu kau bunuh, maka engkau kumerdekakan." Wahsyi sendiri dalam hal ini bercerita sebagai berikut: "Kemudian aku berangkat bersama rombongan. Aku adalah orang Abisinia yang apabila sudah melemparkan tombak cara Abisinia, jarang sekali meleset. Ketika terjadi pertempuran, kucari Hamzah dan kuincar dia. Kemudian kulihat dia di tengah-fengah orang banyak itu seperti seekor unta kelabu sedang membabati orang dengan pedangnya. Lalu tombak kuayunkan-ayunkan, dan sesudah pasti sekali kulemparkan. Ia tepat mengenai sasaran di bawah perutnya, dan keluar dari antara dua kakinya. Kubiarkan tombak itu begitu sampai dia mati. Sesudah itu kuhampiri dia dan kuambil tombakku itu, lalu aku kembali ke markas dan aku diam di sana, sebab sudah tak ada tugas lain selain itu. Kubunuh dia hanya supaya aku dimerdekakan saja dari perbudakan. Dan sesudah aku pulang ke Mekah, ternyata aku dimerdekakan." Adapun mereka yang berjuang mempertahankan tanah-air, contohnya terdapat pada Quzman, salah seorang munafik, yang hanya pura-pura Islam. Ketika kaum Muslimin berangkat ke Uhud ia tinggal di belakang. Keesokan harinya, ia mendapat hinaan dari wanita-wanita Banu Zafar. "Quzman," kata wanita-wanita itu. "Tidak malu engkau dengan sikapmu itu. Seperti perempuan saja kau. Orang semua berangkat kau tinggal dalam rumah." Dengan sikap berang Quzman pulang ke rumahnya. Dikeluarkannya kudanya, tabung panah dan pedangnya. Ia dikenal sebagai seorang pemberani. Ia berangkat dengan memacu kudanya sampai ke tempat tentara. Sementara itu Nabi sedang menyusun barisan Muslimin. Ia terus menyeruak sampai ke barisan terdepan. Dia adalah orang pertama dari pihak Muslimin yang menerjunkan diri, dengan melepaskan panah demi panah, seperti tombak layaknya. Hari sudah menjelang senja. Tampaknya ia lebih suka mati daripada lari. Ia sendiri lalu membunuh diri sesudah sempat membunuh tujuh orang Quraisy di Suway'a - selain mereka yang telah dibunuhnya pada permulaan pertempuran. Tatkala ia sedang sekarat itu, Abu'l-Khaidaq lewat di tempat itu. "Quzman, beruntung kau akan mati syahid," katanya. "Abu 'Amr," kata Quzman. "Sungguh saya bertempur bukan atas dasar agama. Saya bertempur hanya sekadar menjaga jangan sampai Quraisy memasuki tempat kami dan melanda kehormatan kami, menginjak-injak kebun kami. Saya berperang hanya untuk menjaga nama keturunan masyarakat kami. Kalau tidak karena itu saya tidak akan berperang." Sebaliknya mereka yang benar-benar beriman, jumlahnya tidak lebih dari 700 orang. Mereka bertempur melawan 3000 orang. Kita sudah melihat, tindakan Hamzah dan Abu Dujana yang telah memperlihatkan suatu teladan dalam arti kekuatan moril yang tinggi pada mereka itu. Suatu kekuatan yang telah membuat barisan Quraisy jadi lemas seperti rotan, membuat pahlawan-pahlawan Quraisy, yang tadinya di kalangan Arab keberaniannya dijadikan suri teladan, telah mundur dan surut. Setiap panji mereka lepas dari tangan seseorang, panji itu diterima oleh yang lain di belakangnya. Setelah Talha b. Abi Talha tewas di tangan Ali datang 'Uthman b. Abi Talha menyambut bendera itu, yang juga kemudian menemui ajalnya di tangan Hamzah. Seterusnya bendera itu dibawa oleh Abu Sa'd b. Abi Talha sambil berkata: "Kamu mendakwakan bahwa koban-korban kamu dalam surga dan korban-korban kami dalam neraka! Kamu bohong! Kalau kamu benar-benar orang beriman majulah siapa saja yang mau melawanku": Entah Ali atau Sa'd b. Abi Waqqash ketika itu menghantamkan pedangnya dengan sekali pukul hingga kepala orang itu terbelah. Berturut-turut pembawa bendera itu muncul dari Banu Abd'd Dar. Jumlah mereka yang tewas telah mencapai sembilan orang, yang terakhir ialah Shu'ab orang Abisinia, budak Banu Abd'd-Dar. Tangan kanan orang itu telah dihantam oleh Quzman, maka bendera itu dibawanya dengan tangan kiri. Tangan kiri inipun oleh Quzman dihantam lagi dengan pedangnya. Sekarang bendera itu oleh Shu'ab dipeluknya dengan lengan ke dadanya, kemudian ia membungkuk sambil berkata: Hai Banu Abd'd-Dar, sudahkah kau maafkan? Lalu ia ditewaskan entah oleh Quzman atau oleh Sa'd bin Abi Waqqash, sumbernya masih berbeda-beda. Setelah mereka yang membawa bendera itu tewas semua, pasukan orang-orang musyrik itu hancur. Mereka sudah tidak tahu lagi bahwa mereka dikerumuni oleh wanita-wanita, bahwa berhala yang mereka mintai restunya telah terjatuh dari atas unta dan pelangking yang membawanya. Kemenangan Muslimin dalam perang Uhud pada pagi hari itu sebenarnya adalah suatu mujizat. Adakalanya orang menafsirkan, bahwa kemenangan itu disebabkan oleh kemahiran Muhammad mengatur barisan pemanah di lereng bukit, merintangi pasukan berkuda dengan anak panah sehingga mereka tidak dapat maju, juga tidak dapat menyergap Muslimin dari belakang. Ini memang benar. Tetapi juga tidak salah, bahwa 600 orang Muslimin yang menyerbu jumlah sebanyak lima kali lipat itupun, dengan perlengkapan yang juga demikian, motifnya adalah iman, iman yang sungguh-sungguh, bahwa mereka dalam kebenaran. Inilah yang membawa mujizat kepahlawanan melebihi kepandaian pimpinan. Barangsiapa yang telah beriman kepada kebenaran, ia takkan goncang oleh kekuatan materi, betapapun besarnya. Semua kekuatan batil yang digabungkan sekalipun, takkan dapat menggoyahkan kebulatan tekadnya itu. Dapatkah kita menganggap cukup dengan kepandaian pimpinan itu saja, padahal barisan pemanah yang oleh Nabi ditempatkan di lereng bukit itu jumlahnya tidak lebih dari 50 orang? Andaikata sekalipun mereka itu terdiri dari 200 orang atau 300 orang, mendapat serbuan dari mereka yang sudah bertekad mati, niscaya mereka tidak akan dapat bertahan. Tetapi kekuatan yang terbesar, ialah kekuatan konsepsi, kekuatan akidah, kekuatan iman yang sungguh-sungguh akan adanya Kebenaran Tertinggi. Kekuatan inilah yang takkan dapat ditaklukkan selama orang masih teguh berpegang kepada kebenaran itu. Karena itulah, 3000 orang pasukan berkuda Quraisy jadi hancur menghadapi serangan 600 orang Muslimin. Dan hampir-hampir pula wanita-wanita merekapun akan menjadi tawanan perang yang hina dina. Muslimin kini mengejar musuh itu sampai mereka meletakkan senjata dimana saja asal jauh dari bekas markas mereka. Kaum Muslimin sekarang mulai memperebutkan rampasan perang. Alangkah banyaknya jumlah rampasan perang itu! Hal ini membuat mereka lupa mengikuti terus jejak musuh, karena sudah mengharapkan kekayaan duniawi. Mereka ini ternyata dilihat oleh pasukan pemanah yang oleh Rasul diminta jangan meninggalkan tempat di gunung itu, sekalipun mereka melihat kawan-kawannya diserang. Dengan tak dapat menahan air liur melihat rampasan perang itu, kepada satu sama lain mereka berkata: "Kenapa kita masih tinggal disini juga dengan tidak ada apa-apa. Tuhan telah menghancurkan musuh kita. Mereka, saudara-saudara kita itu, sudah merebut markas musuh. Kesanalah juga kita, ikut mengambil rampasan itu." Yang seorang lagi tentu menjawab: "Bukankah Rasulullah sudah berpesan jangan meninggalkan tempat kita ini? Sekalipun kami diserang janganlah kami dibantu." Yang pertama berkata lagi: "Rasulullah tidak menghendaki kita tinggal disini terus-menerus, setelah Tuhan menghancurkan kaum musyrik itu." Lalu mereka berselisih. Ketika itu juga tampil Abdullah bin Jubair berpidato agar jangan mereka itu melanggar perintah Rasul. Tetapi mereka sebahagian besar tidak patuh. Mereka berangkat juga. Yang masih tinggal hanya beberapa orang saja, tidak sampai sepuluh orang. Seperti kesibukan Muslimin yang lain, mereka yang ikut bergegas itu pun sibuk pula dengan harta rampasan. Pada waktu itulah Khalid bin'l-Walid mengambil kesempatan - dia sebagai komandan kavaleri Mekah - pasukannya dikerahkan ke tempat pasukan pemanah, dan mereka inipun berhasil dikeluarkan dari sana. Tindakan ini tidak disadari oleh pihak Muslimin. Mereka sangat sibuk untuk memperhatikan soal itu atau soal apapun, karena sedang menghadapi harta rampasan perang yang mereka keduk habis-habisan itu, sehingga tiada seorangpun yang membiarkan apa saja yang dapat mereka ambil. Sementara mereka sedang dalam keadaan serupa itu, tiba-tiba Khalid bin'l-Walid berseru sekuat-kuatnya, dan sekaligus pihak Quraisypun mengerti, bahwa ia telah dapat membalikkan anak buahnya ke belakang tentara Muslimin. Mereka yang tadinya sudah terpukul mundur sekarang kembali lagi maju dan mendera Muslimin dengan pukulan maut yang hebat sekali. Di sinilah giliran bencana itu berbalik. Setiap Muslim telah melemparkan kembali hasil renggutan yang sudah ada di tangan itu, dan kembali pula mereka mencabut pedang hendak bertempur lagi. Tetapi sayang, sayang sekali! Barisan sudah centang-perenang, persatuan sudah pecah-belah, pahlawan-pahlawan teladan dari kalangan Muslimin telah dihantam oleh pihak Quraisy. Mereka yang tadinya berjuang dengan perintah Tuhan hendak mempertahankan iman, sekarang berjuang hendak menyelamatkan diri dari cengkaman maut, dari lembah kehinaan. Mereka yang tadinya berjuang dengan bersatu-padu, sekarang mereka berjuang dengan bercerai-berai. Tak tahu lagi haluan hendak kemana. Tadinya mereka berjuang di bawah satu pimpinan yang kuat dan teguh, sekarang berjuang tanpa pimpinan lagi. Jadi tidak heran, apabila ada seorang Muslim menghantamkan pedangnya kepada sesama Muslim dengan tiada disadarinya. Dalam pada itu terdengar pula ada suara orang berteriak-teriak, bahwa Muhammad sudah terbunuh. Keadaan makin panik, makin kacau-balau. Kaum Muslimin jadi berselisih, jadi saling bunuh-membunuh, satu sama lain saling hantam-menghantam, dengan tiada mereka sadari lagi karena mereka sudah tergopoh-gopoh, sudah kebingungan. Kaum Muslimin telah membunuh sesama Muslim, Husail b. Jabir membunuh Abu Hudhaifa karena sudah tidak diketahuinya lagi. Yang paling penting bagi setiap Muslim ialah menyelamatkan diri; kecuali mereka yang telah mendapat perlindungan Tuhan, seperti Ali b. Abi Talib misalnya. Akan tetapi begitu Quraisy mendengar Muhammad telah terbunuh, seperti banjir mereka terjun mengalir ke jurusan tempat dia tadinya berada. Masing-masing ingin supaya dialah yang membunuhnya atau ikut memegang peranan didalamnya, suatu hal yang akan dibanggakan oleh generasi kemudian. Ketika itulah Muslimin yang dekat sekali dengan Nabi bertindak mengelilinginya, menjaga dan melindunginya. Iman mereka telah tergugah kembali memenuhi jiwa, mereka kembali mendambakan mati, dan hidup duniawi ini dirasanya sudah tak ada arti lagi. Iman mereka makin besar, keberanian mereka makin bertambah bilamana mereka melihat batu yang dilemparkan Quraisy itu telah mengenai diri Nabi. Gigi gerahamnya yang setelah terkena, wajahnya pecah-pecah dan bibirnya luka-luka. Dua keping lingkaran rantai topi besi yang menutupi wajahnya, telah menusuk pula menembusi pipinya. Batu-batu yang menimpanya itu dilemparkan oleh 'Utba b. Abi Waqqash. Sekarang Rasul dapat menguasai diri. Ia berJalan sambil dikelilingi oleh sahabat-sahabat. Tetapi tiba-tiba ia terperosok kedalam sebuah lubang yang sengaja digali oleh Abu 'Amir guna menjerumuskan kaum Muslimin. Cepat-cepat Ali b. Abi Talib menghampirinya, dipegangnya tangannya, dan Talha bin 'Ubaidillah mengangkatnya hingga ia berdiri kembali. Ia meneruskan perjalanan dengan sahabat-sahabatnya itu, terus mendaki Gunung Uhud, dan dengan demikian dapat menyelamatkan diri dari kejaran musuh. Pada waktu itu juga Muslimin berkumpul di sekitar mereka. Dalam membela Rasul dan menjaga keselamatannya, mereka bersedia mati. Hari itu menjelang tengah hari, Umm 'Umara6 seorang wanita Anshar, berangkat pula membawa air berkeliling dengan membagi-bagikan air itu kepada Muslimin yang sedang berjuang itu. Setelah melihat Muslimin terpukul mundur, dilemparkannya tempat air itu dan dengan menghunus pedang wanita itu terjun pula ikut bertempur, Ikut melindungi Muhammad dengan pedang dan dengan melepaskan anak panah, sehingga karenanya dia sendiri mengalami luka-luka. Sementara Abu Dujana membuat dirinya sebagai perisai melindungi Rasulullah, dengan membungkukkan punggungnya, sehingga lemparan anak panah musuh mengenai dirinya. Sedang disamping Muhammad Sa'd b. Abi Waqqash melepaskan pula panahnya dan Muhammad memberikan anak panah itu seraya berkata: "Lepaskan (anak panah itu). Kupertaruhkan ibu-bapaku untukmu."7 Sebelum itu Muhammad melepaskan sendiri anak panahnya, sampai-sampai ujung busurnya itu patah. Adapun mereka yang mengira Muhammad telah tewas termasuk diantara mereka itu Abu Bakr dan Umar pergi ke arah gunung dan mereka ini sudah pasrah. Hal ini diketahui oleh Anas bin'n-Nadzr yang lalu berkata kepada mereka: "Kenapa kamu duduk-duduk di sini?" "Rasulullah sudah terbunuh," jawab mereka. "Perlu apa lagi kita hidup sesudah itu? Bangunlah! Dan biarlah kita juga mati untuk tujuan yang sama." Kemudian ia maju menghadapi musuh. Ia bertempur mati-matian, bertempur tiada taranya. Akhimya ia baru menemui ajalnya setelah mengalami tujuhpuluh pukulan musuh, sehingga ketika itu orang tidak dapat lagi mengenalnya, kalau tidak karena saudara perempuannya yang datang dan dapat mengenal dia dari ujung jarinya. Karena sudah percaya sekali akan kematian Muhammad, bukan main girangnya pihak Quraisy waktu itu, Abu Sufyanpun sibuk pula mencarinya di tengah-tengah para korban. Soalnya ialah mereka yang telah menjaga keselamatan Rasulullah tidak membantah berita kematiannya itu, sebab memang diperintahkan demikian oleh Rasul, dengan maksud supaya pihak Quraisy jangan sampai memperbanyak lagi jumlah pasukannya yang berarti akan memberikan kemenangan kepada mereka. Akan tetapi tatkala Ka'b bin Malik datang mendekati Abu Dujana dan anak buahnya, ia segera mengenal Muhammad waktu dilihatnya sinar matanya yang berkilau dan balik topi besi penutup mukanya itu. Ia memanggil-manggil dengan suara yang sekeras-kerasnya: "Saudara-saudara kaum Muslimin! Selamat, selamat! Ini Rasulullah!" Ketika itu Nabi memberi isyarat kepadanya supaya diam. Tetapi begitu Muslimin mengetahui hal itu, Nabi segera mereka angkat dan iapun berjalan pula bersama mereka ke arah celah bukit didampingi oleh Abu Bakr, Umar, Ali b. Abi Talib, Zubair bin'l-'Awwam dan yang lain. Teriakan Ka'b itu pada pihak Quraisy juga ada pengaruhnya. Memang benar, bahwa sebahagian besar mereka tidak mempercayai teriakan itu, sebab menurut anggapan mereka itu hanya untuk memperkuat semangat kaum Muslimin saja. Tetapi dari mereka itu ada juga yang lalu segera pergi mengikuti Muhammad dan rombongannya itu dari belakang. Ubayy b. Khalaf kemudian dapat menyusul mereka, dan lalu bertanya: "Mana Muhammad?! Aku tidak akan selamat kalau dia yang masih selamat," katanya. Waktu itu juga oleh Rasul ia ditetaknya dengan tombak Harith bin'sh-Shimma demikian rupa, sehingga ia terhuyung-huyung diatas kudanya dan kembali pulang untuk kemudian mati di tengah jalan. Sesampainya Muslimin di ujung bukit itu, Ali pergi lagi mengisi air ke dalam perisai kulitnya. Darah yang di wajah Muhammad dibasuhnya serta menyirami kepalanya dengan air. Dua keping pecahan rantai besi penutup muka yangmenembus wajah Rasul itu oleh Abu 'Ubaida bin'l-Jarrah dicabut sampai dua buah gigi serinya tanggal. Selama mereka dalam keadaan itu tiba-tiba Khalid bin'l-Walid dengan pasukan berkudanya sudah berada di atas bukit. Tetapi Umar bin'l-Khattab dengan beberapa orang sahabat Rasul segera menyerang dan berhasil mengusir mereka. Sementara itu orang-orang Islam sudah makin tinggi mendaki gunung. Tetapi keadaan mereka sudah begitu payah, begitu letih tampaknya, sampai-sampai Nabi melakukan salat lohor sambil duduk - juga karena luka-luka yang dideritanya, - demikian juga kaum Muslimin yang lain melakukan salat makmum di belakangnya, sambil duduk pula. Sebaliknya pihak Quraisy dengan kemenangannya itu mereka sudah girang sekali. Terhadap peristiwa perang Badr mereka merasa sudah sungguh-sungguh dapat membalas dendam. Seperti kata Abu Sufyan: "Yang sekarang ini untuk peristiwa perang Badr. Sampai jumpa lagi tahun depan!" Tetapi isterinya, Hindun bint 'Utba tidak cukup hanya dengan kemenangan, dan tidak cukup hanya dengan tewasnya Hamzah b. Abd'l-Muttalib, malah bersama-sama dengan warõita wanita lain dalam rombongannya itu ia pergi lagi hendak menganiaya mayat-mayat Muslimin; mereka memotongi telinga-telinga dan hidung-hidung mayat itu, yang oleh Hindun lalu dipakainya sebagai kalung dan anting-anting. Kemudian diteruskannya lagi, dibedahnya perut Hamzah, dikeluarkannya jantungnya, lalu dikunyahnya dengan giginya; tapi ia tak dapat menelannya. Begitu kejinya perbuatannya itu, begitu juga perbuatan wanita-wanita anggota rombongannya, bankan kaum prianyapun turut pula melakukan kejahatan serupa itu, sehingga Abu Sufyan sendiri menyatakan lepas tangan dari perbuatan itu. Ia menyatakan, bahwa dia samasekali tidak memerintahkan orang berbuat serupa itu, sekalipun dia sudah terlibat di dalamnya. Bahkan ia pernah berkata, yang ditujukan kepada salah seorang Islam. "Mayat-mayatmu telah mengalami penganiayaan. Tapi aku sungguh tidak senang, juga tidak benci; aku tidak melarang, juga tidak memerintahkan." Selesai menguburkan mayat-mayatnya sendiri. Quraisypun pergi. Sekarang kaum Muslimin kembali ke garis depan guna menguburkan mayat-mayatnya pula. Kemudian Muhammad pergi hendak mencari Hamzah, pamannya. Bilamana kemudian ia melihatnya sudah dianiaya dan perutnya sudah dibedah, ia merasa sangat sedih sekali, sehingga ia berkata: "Takkan pernah ada orang mengalami malapetaka seperti kau ini. Belum pernah aku menyaksikan suatu peristiwa yang begitu menimbulkan amarahku seperti kejadian ini." Lalu katanya lagi: "Demi Allah, kalau pada suatu ketika Tuhan memberikan kemenangan kepada kami melawan mereka, niscaya akan kuaniaya mereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang Arab." Dalam kejadian inilah firman Tuhan turun. " Dan kalau kamu mengadakan pembalasan, balaslah seperti yang mereka lakukan terhadap kamu. Tetapi kalau kamu tabah hati, itulah yang paling baik bagi mereka yang berhati tabah (sabar). Dan hendaklah kau tabahkan hatimu, dan ketabahan hatimu itu hanyalah dengan berpegang kepada Tuhan. Jangan pula engkau bersedih hati terhadap mereka, jangan engkau bersesak dada menghadapi apa yang mereka rencanakan itu." (Qur'an, 16: 126 - 127) Lalu Rasulullah memaafkan mereka, ditabahkannya hatinya dan ia melarang orang melakukan penganiayaan. Diselubunginya jenazah Hamzah itu dengan mantelnya lalu disembahyangkannya. Ketika itu Shafia bt Abd'l-Muttailb - saudara perempuannya - juga datang. Ditatapnya saudaranya itu, lalu ia pun menyembahyangkannya dan mendoakan pengampunan baginya. Nabi memerintahkan supaya korban-korban itu dikuburkan di tempat mereka menemui ajalnya dan Hamzah juga dikuburkan. Sesudah itu kaum Muslimin berangkat pulang ke Medinah, dibawah pimpinan Muhammad, dengan meninggalkan 70 orang korban. Kepedihan terasa sekali melecut hati mereka; karena kehancuran yang mereka alami setelah mendapat kemenangan, karena rasa hina serta rendah diri yang menimpa mereka, setelah mendapat sukses yang gilang-gemilang. Semua kejadian itu ialah karena pasukan pemanah sudah melanggar perintah Nabi. Muslimin sudah terlalu sibuk mengurus rampasan perang dari pihak musuh. Nabi memasuki rumahnya dengan penuh pikiran. Orang-orang Yahudi, orang-orang munafik dan musyrik di Yathrib memperlihatkan perasaan gembira yang luarbiasa melihat kehancuran yang dialaminya dan dialami sahabat-sahabatnya itu. Kewibawaan Muslimin di Medinah yang sudah mulai stabil, dan tak ada lagi pihak yang merongrongnya, sekarang sudah hampir pula goncang dan goyah. Abdullah b. Ubayy b. Salul sudah berbalik dari rombongan itu, ia pulang kembali dari Uhud, tidak ikut serta dalam pertempuran, dengan alasan bahwa karena Muhammad tidak mau menerima pendapatnya, atau karena Muhammad marah kepada orang-orang Yahudi anak buahnya. Sekiranya kekalahan Uhud itu merupakan keputusan terakhir dalam hubungannya antara Muslimin dengan Quraisy yang akan menentukan kedudukan Muhammad dan sahabat-sahabatnya di kalangan Arab, tentu kewibawaan mereka di Yathrib akan goyah dan akan menjadi sasaran ejekan Quraisy. Di mana-mana di seluruh jazirah Arab akan disebarkan pula cemoohan-cemoohan demikian itu. Sekiranya ini jugalah yang terjadi tentu akibatnya akan memberikan keberanian kepada orang-orang musyrik dan penyembah-penyembah berhala terhadap agama Allah. Maka ini berarti suatu bencana besar. Oleh karena itu harus ada pukulan yang benar-benar berani, yang akan dapat mengurangi beban kekalahan selama di Uhud, akan mengembalikan kekuatan moril Muslimin dan sekaligus dapat menimbulkan kegentaran pada pihak Yahudi dan orang-orang munafik. Dengan demikian kewibawaan Muhammad dan sahabat-sahabatnya di Yathrib akan kembali kuat seperti sediakala. Keesokan harinya setelah peristiwa Uhud - yang terjadi pada malam 16 Syawal (tahun ke 5 Hijrah) - salah seorang muazzin Nabi berseru kepada Muslimin dan mengerahkan mereka supaya bersiap-siap menghadapi musuh dan mengadakan pengejaran. Tetapi yang dimintanya hanya mereka yang pernah turut dalam peperangan itu. Setelah kaum Muslimin berangkat, pihak Abu Sufyan merasa ketakutan sekali, bahwa musuhnya yang dari Medinah itu sekarang datang dengan bantuan baru. Tidak berani ia menghadapi mereka. Sementara itu Muhammad pun sudah sampai pula di Hamra' 'l-Asad.8 Sedang Abu Sufyan dan teman-temannya berada di Rauha'. Waktu itu Ma'bad al-Khuza'i lewat dan sebelumnya ia sudah pula lewat di tempat Muhammad dan rombongannya itu. Ia ditanya oleh Abu Sufyan tentang keadaan mereka itu, yang oleh Ma'bad - ketika itu ia masih dalam syirik -dijawab: "Muhammad dan sahabat-sahabatnya sudah berangkat mau mencari kamu, dalam jumlah yang belum pernah kulihat semacam itu. Orang-orang yang dulunya tidak ikut, sekarang mereka menggabungkan diri dengan dia. Mereka semua terdiri dari orang-orang yang sangat geram kepadamu, orang-orang yang hendak membalas dendam." Abu Sufyan dan Quraisy kembali ke Mekah Akan terpikir juga oleh Abu Sufyan bagaimana pula nanti akibatnya apabila ia lari dari Muhammad dan tidak sampai memghadapinya sesudah ia pernah mendapat kemenangan?! Bukankah Quraisy nanti akan dicemooh oleh orang-orang Arab seperti yang pernah diinginkannya akan terjadi demikian terhadap Muhammad dan sahabat-sahabatnya?! Baiklah, misalnya ia kembali menghadapi Muhammad lalu ia dikalahkan oleh Muslimin, bukanlah itu berarti bahwa bagi Quraisy sudah tamat riwayatnya dan tidak akan pernah bangun kembali!? Lalu dicarinya suatu helat, diusutnya sebuah kafilah dari suku Abd'l-Qais pergi ke Medinah dengan memberitahukan kepada Muhammad bahwa ia (Abu Sufyan) sudah memutuskan akan berangkat menyerbu, dia dan sahabat-sahabatnya akan digempur dan dikikis habis sampai ke sisa-sisanya. Setelah oleh rombongan pesan itu disampaikan kepada Muhammad di Hamra' 'l-Asad, sedikitpun semangat dan ketabahannya tidak goyah. Bahkan sepanjang malam selama tiga hari itu terus-menerus ia memasang api unggun, sekalian mau menunjukkan kepada Quraisy bahwa ia tetap siap-siaga dan menunggu kedatangan mereka. Akhirnya semangat Abu Sufyan dan orang-orang Quraisy jadi buyar sendiri. Mereka lebih suka bertahan dengan kemenangan di Uhud itu. Kemudian merekapun kembali pulang menuju arah ke Mekah. Muhammad juga lalu kembali ke Medinah. Sudah banyak posisi yang dapat diambil kembali setelah tadinya mengalami kegoyahan akibat peristiwa Uhud itu, meskipun kaum munafik mulai pula mengangkat kepala menertawakan kaum Muslimin sambil menanyakan: Kalau peristiwa Badr itu merupakan pertanda dari Tuhan atas kerasulan Muhammad, maka dengan peristiwa Uhud itu apa pula konon pertandanya dan apa yang akan jadi alamatnya??! Catatan kaki: 1 Uhud, sebuah gunung, terletak sebelah utara Medinah (A). 2 Ahabisy ialah suatu gabungan kabilah-kabilah dan suku-suku kecil, dengan al-Harith b. 'Abd Manaf b. Kinana sebagai pemukanya. Hubungan mereka dekat sekali dengan Quraisy (A). 3 Juhfa sebuah tempat sepanjang jalan Medinah-Mekah, tiga atau empat hari perjaianan dari Mekah; juga merupakan tempat pertemuan orang-orang Mesir dan Syam. 4 Sebuah kabilah dari Ta'if (A) 5 Syaikhan nama sebuah tempat; pada masa Jahiliah konon di tempat itu terdapat dua buah kubu untuk dua orang tua yang buta, pria dan wanita, yang sedang bercakap-cakap. Maka tempat itu dinamai asy-Syaikhan (harfiah berarti dua orang tua). 6 Namanya Nasiba, isteri Zaid b. 'Ashim (A). 7 Diucapkan sebagai tanda cinta dan mendoakan kebaikan kepadanya (A). 8 Sebuah tempat sejauh 8 mil dari Medinah.
Ringkasan Peperangan Peperangan ini dimulai oleh orang kafir untuk melakukan balas dendam terhadap kekalahan mereka di Perang Badar, dimana tujuh puluh orang pemimpin terkemuka mereka terbunuh dan tujuh puluh orang lainnya ditangkap, sementara hanya empat belas orang Muslim yang mati syahid. Orang kafir terdiri dari tiga ribu orang tentara, tiga ribu ekor unta dan dua ratus ekor kuda. Juga terdapat lima belas orang wanita didalam angkatan perang ini yang bertindak sebagai pemandu sorak atau pemberi semangat. Angkatan perang kaum Muslim pada awalnya hanya terdiri dari seribu orang tentara. Ketika pasukan Muslim mendekati gunung Uhud, Abdullah bin Obey, dan kepala orang munafik, tiba-tiba meninggalkan angkatan perang kaum Muslim dan kembali ke Madinah dengan para pengikut yang tiga ratus orang. Bapaknya Jaber mengingatkan mereka akan tugas mereka kepada Allah SWT tetapi mereka tidak mendengarkannya. Allah SWT menerangkan tentang orang munafik ini di dalam Ali Imran 167. dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. Mereka berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Akhirnya dua angkatan perang berhadapan satu sama lain di dekat gunung Uhud. Nabi SAW mengatur strategi peperangan dengan sempurna dalam penempatan pasukannya. Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk menghalang majunya musuh. Pada awalnya musuh menderita kekalahan. Sehingga banyak dari para pemanah Muslim meninggalkan pos-pos mereka untuk mengumpulkan barang rampasan. Musuh mengambil kesempatan ini dan menyerang angkatan perang Muslim dari arah bukit ini. Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW mengalami luka yang sangat parah. Orang kafir merusak mayat-mayat kaum Muslim dan menuju Makkah dengan merasa suatu kesuksesan. Rincian Peperangan Marilah kita lihat kembali sedikit peristiwa peperangan ini ketika sekitar beberapa ratus kaum Muslim memerangi tiga ribu orang kafir yang jauh lebih banyak. Pada awalnya Zubair bin Awwam RA, Saad bin Abi Waqas RA, Asim bin Tsabit RA, Ali RA dan Hamzah RA telah membunuh sepuluh orang dari keluarga yang sama dan tidak ada yang tinggal dari keluarga ini untuk membawa bendera orang kafir. Pasukan pemanah pada awalnya melakukan tugas mereka dengan sangat baik sekali sehingga memperoleh tiga kali kemenangan dari pasukan musuh. Musuh mulai lari kabur. Seperti disebutkan didalam Bukhari dan yang diriwayatkan oleh Bra bin Azib RA, bahkan para pemandu sorak mereka pun lari kocar kacir dan melepaskan alas kaki (sandal/sepatu) mereka supaya dapat kabur dengan cepat. Wahshi, budak Jubair bin Muttan bersembunyi sendirian di belakang sebuah batu karang dan dengan licik menyerang Hamzah RA sehingga Hamzah RA mati syahid. Meskipun Hamzah RA telah dengan jelas pada posisi yang menang. Pasukan pemanah diperintah oleh Nabi SAW untuk tidak meninggalkan posisi mereka dalam keadaan apapun juga.Kebanyakan para pemanah merasakan bahwa Allah SWT telah memberikan kemenangan kepada angkatan perang Muslim. Mereka tidak tahan untuk mengumpulkan barang rampasan musuh yang berharga tersebut. Abdullah bin Jubair RA, pemimpin pasukan pemanah mengingatkan mereka tentang instruksi dari Nabi SAW. Sangat disesalkan, Abdullah bin Jubair RA ditinggalkan di sana dengan hanya sembilan orang pemanah. Musuh mengambil kesempatan ini dan sekali lagi menyerang para pemanah ini. Kesembilan orang pemanah ini mati syahid. Pasukan berkuda musuh maju terus dan mengepung angkatan perang Muslim. Kaum Muslim menjadi panik dan kacau, dan beberapa orang terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Kemenangan dengan cepat berubah menjadi suatu keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan dalam situasi seperti ini banyak Sahabat yang bertempur dengan perkasa. Sebagai contoh, seperti disebutkan didalam Bukhari, Anas bin Nadar RA mati syahid dengan tujuh puluh tusukan/tikaman pada badannya. Saudarinya dapat mengenal badannya hanya dengan tanda di ujung jarinya. Nabi SAW ditinggalkan hanya dengan sembilan orang Sahabat di sekelilingnya. Suatu peperangan berdarah terjadi di sekitar Nabi SAW. Tujuh orang Sahabat mati syahid satu persatu selagi bertahan bersama Nabi SAW. Seperti disebutkan didalam Bukhari, hanya Talha bin Ubaidullah RA dan Saad bin Abi Waqas RA yang tinggal bertahan bersama Nabi SAW. Luka-Luka Nabi SAW Lemparan batu-batu musuh mengenai Nabi SAW. beliau jatuh, dan salah satu dari gigi bagian bawah patah dan bibir bawah juga terluka. Musuh lainnya melukai dahi Beliau. Musuh ketiga memukul Nabi SAW dengan sangat keras dengan pedangnya. Akibatnya dua cincin pengikat helm Nabi SAW menembus ke dalam pipi Beliau. Darah bercucuran dari atas wajah Beliau. Pertahanan Nabi SAW Saad bin Abi Waqas RA sedang melepaskan panah kepada musuh. Nabi SAW sangat senang dengan dia dan mengucapkan doa yang unik untuknya, “Semoga Ibu dan Bapakku berkorban untukmu.” Talha RA sedang bertempur dengan musuh dengan berani sampai tangannya terluka dan jarinya terpotong. Selagi bertempur dengan musuh, ia juga melindungi Nabi SAW dengan dadanya pada saat kritis tersebut. Seperti didituliskan didalam Tirmidzi, Nabi SAW berkata, “Jika seseorang ingin melihat Syuhada berjalan di bumi ini, lihatlah Talha bin Obaidullah.” Seperti disebutkan didalam Bukhari, Saad bin Abi Waqas RA berkata, “Pada hari peperangan Uhud aku melihat dua orang berpakaian putih disekitar Nabi SAW. Mereka sedang bertempur dengan dahsyat atas nama Nabi SAW. Aku tidak pernah melihat mereka sebelum dan setelah kesempatan tersebut.” Dalam riwayat yang lain, mereka adalah malaikat-malaikat Jibril AS dan Mikail AS. Sementara itu tiga puluh orang Sahabat mendatangi dengan cepat tempat tersebut. Masing-masing mereka menunjukkan kepahlawanan yang luar biasa seperti yang tertulis didalam buku sejarah. Musuh juga telah menggali beberapa parit sebagai perangkap. Sungguh sayang, Nabi SAW jatuh masuk ke salah satu dari parit tersebut. Lutut Nabi SAW terluka dengan sangat parah. Ali RA dan Talha bin Obaidullah RA menarik beliau keluar dari parit tersebut. Abu Obaida bin Jarrah RA mencoba mencabut cincin pengikat helm dari pipi Nabi SAW dengan giginya. Didalam usaha pertamanya Abu Obaida RA kehilangan gigi bawahnya. Dia kehilangan gigi bawah lainnya saat mencabut cincin pengikat helm kedua. Contoh Kepahlawanan (a) Musab bin Omair RA bertugas memegang bendera angkatan perang Muslim dan bertempur dengan sangat dahsyat. Selama bertempur tangan kanannya terpotong. Ia memegang bendera dengan tangan kirinya. Kemudian tangan kirinya juga dipotong oleh musuh. Ia berlutut dan menjepit bendera dengan dada dan dagunya. Ia syahid dalam kondisi seperti ini. Karena Musab RA sangat mirip dengan Nabi SAW, orang kafir mengumumkan bahwa Nabi SAW telah terbunuh. Ini melemahkan semangat orang-orang beriman. (b) Abu Dajana RA berdiri di depan Nabi SAW dengan punggungnya ke arah musuh untuk melindungi Nabi SAW. Banyak panah musuh menancap di punggungnya tetapi ia tidak bergerak satu inci pun. (c) Ummi Amara RA, suami dan dua orang putranya juga berkumpul disekeliling Nabi SAW ketika hanya ada beberapa orang Sahabat saja di sekeliling beliau. Ummi Amara dengan pedang terhunus bertahan bersama Nabi SAW dari semua arah. Keseluruhan keluarga mempertunjukkan keberanian luar biasa. Nabi SAW mengatakan, “Ya Allah, sayangilah keluarga ini.” Nabi SAW juga mengucapkan doa berikut untuk keluarga ini, “Ya Allah jadikanlah mereka sekeluarga Sahabatku di Surga.” Para Wanita Di Medan Perang Seperti disebutkan didalam Bukhari dan diriwayatkan oleh Anas RA, beberapa orang Muslimah datang ke medan perang diakhir peperangan. Mereka membawa kantong air untuk memberi minum kepada tentara yang terluka. Diantara mereka yaitu Aisyah RA, Ummi Saleem RA, Ummi Saleeth RA, dan Umm Aiman RA. Perusakan Mayat Syuhada Ketika Musab bin Omair RA terbunuh mati syahid, musuh mengumumkan bahwa Nabi SAW telah terbunuh karena ia sangat mirip dengan Nabi SAW. Orang kafir merasakan bahwa misi mereka telah terpenuhi. Karenanya orang kafir mulai merusak mayat para syuhada. Mereka memotong telinga, hidung, dan bagian-bagian pribadi mereka dan merangkainya sebagai bukti keberhasilan. Hindun binti Utba, isteri Abu Sufyan, membedah perut Hamzah RA dan mengeluarkan hatinya serta mengunyahnya untuk melepaskan kemarahannya. Para penyembah berhala memutuskan untuk kembali ke Makkah karena di dalam pandangan mereka, misi utama mereka telah tercapai. Status Para Sahabat Ada tiga faktor, yang menyebabkan berubahnya kemenangan menjadi kekalahan kaum Muslim seperti itu. (a) Pelanggaran terhadap perintah Nabi SAW oleh pasukan pemanah. (b) Berita kematian Nabi SAW. Ini melemahkan semangat banyak orang-orang beriman. (c) Perselisihan paham di medan perang tentang perintah Nabi SAW. Ini disebutkan didalam Ali Imran 152. Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman. Allah SWT berfirman bahwa penderitaan yang ekstrim ini telah menyortir orang munafik dari orang-orang yang beriman. Allah SWT menghibur orang-orang beriman dengan mengumumkan bahwa Allah SWT telah memaafkan mereka. Karenanya mereka tidak perlu untuk mempertanggungjawabkannya di Hari Pengadilan. Allah SWT Maha Pengasih kepada kaum Muslim. Terdapat keterangan yang rinci tentang situasi yang canggung ini didalam Ali Imran 153 – 155. (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu, Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma`af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Disini ditunjukkan bahwa itu hanyalah untuk menguji orang-orang yang beriman. Sebagian dari orang-orang beriman dipengaruhi oleh Setan dalam kaitan dengan beberapa perbuatan mereka. Ada lagi keputusan Allah SWT yang sangat jelas didalam ayat terakhir yang menyatakan bahwa Allah SWT memaafkan para Sahabat karena Allah SWT adalah Maha Pengampun, Maha Sabar. Ini merupakan suatu aib meskipun ada dua keputusan Allah SWT di atas, beberapa orang berbicara tidak menyenangkan tentang para Sahabat. Seperti disebutkan ayat di atas, Allah SWT telah melimpahkan tambahan barakahNya kepada para Sahabat dengan membuat mereka tidur nyenyak di medan perang. Ini menyegarkan mereka kembali dan membuat mereka lebih siaga. Perlu dicatat bahwa tidur nyenyak didalam suatu medan perang adalah suatu barakah sementara mendirikan shalat saja sangatlah susah. Hal yang sama, barakah Allah SWT juga dilimpahan kepada kaum Muslim yang merasa cemas didalam peperangan Badar. Al Anfal 11. (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, Perhatikan kekeliruan lain yang dilakukan para Sahabat dan bagaimana Allah SWT menjawabnya. Ketika ketua orang munafik lari dari medan perang dengan tiga ratus para pengikutnya, ini mempengaruhi moril dari beberapa kabilah Muslim lainnya. Sesungguhnya, Bani Hartha dan Bani Salma menjadi hilang semangat. Mereka mau rasanya seperti orang munafik dan meninggalkan angkatan perang Muslim. Allah SWT, karena ke-Maha PenyayangNya pada para Sahabat, tidak membiarkan gagasan ini berkembang lebih lanjut di dalam hati mereka. Melainkan Allah SWT melindungi dan mendukung mereka dari kekeliruan ini. Ali Imran 122. ketika dua golongan daripadamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah karena Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal. Kedua kabilah ini dengan bangga biasa mengatakan bahwa, “Allah SWT adalah pelindung dan penolong kami.” Catat bahwa Allah SWT sangat baik kepada para Sahabat bahkan ketika mereka melakukan beberapa kesalahan. Aku kagum betapa Allah SWT sangat senang kepada para Sahabat ketika mereka sibuk dengan amalan demi amalan. Tidak saja Allah SWT memaafkan para Sahabat tetapi juga memerintahkan Nabi SAW untuk ramah kepada mereka. Ali Imran 159. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Pikirkan dengan seksama keempat perintah kepada Nabi SAW berikut. 1. Maafkan para Sahabatmu dengan tuntas apapun kesalahan mereka. 2. Berdoa untuk mereka. 3. Mohon kepada Allah SWT untuk mengampunkan mereka. 4. Hormati mereka dan ajaklah mereka untuk bermusyawarah mengenai hal-hal penting. Tidak ada agama lain yang mempunyai etika dan kelapangan hati yang sangat tinggi seperti ini. Setelah menelaah kembali petunjuk Allah SWT ini, bagaimana mungkin seseorang berani menyalahkan para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Hadiah Lain Dari Allah Swt Menuju akhir peperangan Uhud, para penyembah berhala tampil sebagai pemenang. Mereka bisa saja menyerang pemukiman Madinah untuk melakukan perusakan disana. Allah SWT menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka sehingga mereka memilih kembali ke Makkah daripada menyerang Madinah. Ali Imran 151. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim. Aku berharap para pengunjung lokasi perang Uhud akan mendapat manfaat dari pelajaran yang diterangkan di dalam buku ini. Nabi SAW dan para Sahabatnya beristirahat sejenak di lokasi Masjid Al Mustrah dalam perjalanan kembali mereka ke Madinah. Masjid ini berada di jalan sekarang yang dikenal sebagai jalan Sayyid-Syuhada. Selama kunjungan ke Masjid ini kita harus berdoa untuk para pejuang Muslim dan bandingkan hidup kita yang nyaman dengan luka yang diderita Nabi SAW dan Sahabatnya. Semoga Allah menanamkan ketabahan dan ketekunan para Sahabat Nabi SAW kedalam diri kita.